Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
Di tengah optimisme pasar yang lebih positif memasuki tahun 2020, tiba-tiba perekonomian global dihadapkan pada ketakutan epidemi virus korona.
"Sejauh ini kami memandang bahwa wabah virus korona bukanlah sesuatu yang bersifat permanen dalam jangka panjang, walaupun memang dalam jangka pendek peristiwa ini memberikan dampak guncangan yang cukup penting pada ekonomi global," ujar Caroline Rusli, Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, melalui rilis yang diterima, Kamis (13/2).
Memperhitungkan langkah komprehensif yang diberlakukan pemerintah Tiongkok untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran virus korona, diperkirakan distorsi data ekonomi akibat peristiwa ini akan berdampak paling lama selama satu sampai dua kuartal ke depan.
Atas dasar ini, secara keseluruhan tema stabilisasi ekonomi global di 2020 tidak berubah.
Di samping itu, pemerintah dan bank sentral Tiongkok terlihat sangat tanggap menjaga stabiliasi ekonomi lewat stimulus fiskal dan pemangkasan suku bunga guna menjaga ketersediaan likuiditas di pasar.
Diharapkan kebijakan tersebut dapat mengurangi dampak negatif wabah virus korona terhadap ekonomi Tiongkok.
"Kami memperkirakan akselerasi pertumbuhan ekonomi global akan meningkat menjelang pertengahan kedua di tahun ini didukung oleh perbaikan sentimen dan perdagangan global global, suku bunga rendah bank sentral global, gradual inventory restocking dan akselerasi adopsi teknologi 5G yang diharapkan dapat menjadi bantalan dari disrupsi ekonomi yang terjadi saat ini ," kata Caroline.
Ketakutan penyebaran virus korona lebih ‘menekan’ kinerja pasar saham Asia dibandingkan dengan pasar saham negara maju. Secara ekonomi, dibandingkan dengan negara maju, Asia dinilai lebih rentan terhadap dampak negatif dari penyebaran virus corona.
Akan tetapi yang perlu dipahami adalah tingkat kerentanan negara di Asia tidaklah sama, akan sangat tergantung dari seberapa besar eksposur perekonomian terhadap Tiongkok baik dari sisi pariwisata, rantai pasokan industri, ketergantungan FDI dan aktivitas ekspor impor.
Itulah mengapa besaran koreksi di pasar saham dan nilai tukar setiap negara di Asia juga berbeda. Menariknya, koreksi yang terjadi sejak merebaknya wabah virus korona membuat valuasi pasar saham Asia menjadi lebih atraktif. (Try/E-1)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor tertinggi kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved