Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
DAMPAK penurunan harga gas industri terhadap kinerja PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk diprediksi cukup besar. Bahkan, diperkirakan PGN sebagai perusahaan publik yang tercatat di bursa saham, kinerja sahamnya bisa akan terus mengalami tekanan.
Hal itu diungkapkan Kepala Riset Trimegah Sekuritas Sebastian Tobing di Jakarta, Jumat (7/2).
“Perlu dipahami bahwa korelasi antara indeks harga saham, di mana PGN sebagai perusahaan publik (terbuka) dengan investasi langsung dari luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) sangat tinggi,” kata Sebastian
Sebastian menjelaskan, investor bursa yang memiliki saham PGN di pasar bursa akan mengalami banyak kerugian. Kondisi ini akan sangat memengaruhi investor saham yang memiliki saham disejumlah BUMN lainnya.
“Para investor butuh kepastian investasi, baik investasi secara langsung atau yang melalui pasar bursa dan sebagainya. Ini logika sederhana, jika pemerintah saja bisa memerlakukan BUMN secara semena-mena dengan memangkas keuntungan badan usaha, bagaimana dengan swasta?” ujar dia.
Sebastian bercerita, tahun lalu ketika PGN akan menaikkan harga jual gas industri, perseroan telah memberi tahu kalangan industri beberapa bulan sebelumnya.
“Ironisnya, sehari sebelum pelaksanaan kenaikan harga, pemerintah langsung membatalkan rencana kenaikan harga tersebut,” terang dia.
Dia menambahkan, di satu sisi bukan jaminan pula jika harga gas industri diturunkan maka industri akan langsung tumbuh dengan pesat. “Tidak ada yang bisa jamin jika harga gas industri turun maka otomatis industri akan meningkat,” jelas Sebastian.
Terkait soal analisa perkembangan saham emiten berkode PGAS ini, Sebastian memberikan sebuah ilustrasi. Saat ini spread rata-rata harga gas PGN adalah USD 2,32 per MMBTU.
“Jika spread-nya diturunkan menjadi USD 2 per MMBTU, maka pada tahun ini EBITDA perseroan akan turun menjadi USD 914 juta, lalu laba bersih hanya USD 187 juta, dan target harga (target price/TP) saham PGN akan turun menjadi Rp 1.500 per lembar saham,” kata Sebastian.
Spread adalah selisih antara harga beli gas dengan harga jual gas. Kondisi PGN akan terus tertekan jika spread-nya menjadi USD 1,5 per MMBTU. “EBITDA-nya akan turun lagi menjadi USD 749 juta, laba bersih USD 91 juta, dan TP menjadi Rp800 per lembar saham,” jelasnya.
Sebastian memastikan, jika spread PGN kembali terkoreksi menjadi di bawah USD 1 per MMBTU maka Price Earning (PE) analisis fundamental yang menggambarkan seberapa besar investor menilai/menghargai suatu saham) dapat tinggal satu digit dan saham PGAS bisa terjun bebas di level Rp460 per lembar saham. (OL-09)
PT Perusahaan Gas Negara (PGN), selaku Subholding Gas Pertamina, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Kota Depok, mengadakan puncak acara Festival Ciliwung 2025.
Menyambut HUT ke-80 RI, Sungai Ciliwung di Depok menjadi pusat perhatian lewat ajang Rafting Competition Piala Menteri Lingkungan Hidup yang berlangsung 8-10 Agustus 2025.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berkomitmen mendorong pariwisata lokal demi menopang perekonomian daerah bahkan nasional.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina, terus mendorong optimalisasi energi bersih gas bumi.
Seluruh infrastruktur yang dibangun ini dapat melayani hingga 12.900 pelanggan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) tengah menjajaki kerja sama pemanfaatan gas bumi bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Tren positif indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut dengan melonjak 2,4% ke level 7.792 pada penutupan perdagangan Selasa (12/8).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 11 Agustus 2025, dibuka menguat 62,16 poin atau 0,83% ke posisi 7.595,55.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 7 Agustus 2025, dibuka menguat 42,59 poin atau 0,57% ke posisi 7.546,34.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 6 Agustus 2025, dibuka menguat 16,41 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.531,60.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved