Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Faktor Perlambatan Ekonomi Global Bisa Mereda pada 2020

Ihfa Firdausya
05/12/2019 17:42
Faktor Perlambatan Ekonomi Global Bisa Mereda pada 2020
Presiden Komisaris Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro.(FOTO: dok Mandiri Investasi/Medcom)

PRESIDEN Komisaris Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro menilai faktor perlambatan ekonomi global akan sedikit mereda di tahun depan. Isu-isu seperti Perang Dagang AS-Tiongkok dan Brexit yang cukup berisiko diprediksi menurun.

"Mengenai (proyeksi ekonomi) 2020, pandangan kami 2020 agak lebih optimistis walaupun tetap dengan kewaspadaan," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR dengan sejumlah bank internasional, Kamis (5/12) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Ia mencontohkan, Perang Dagang AS-Tiongkok bisa mereda seiring pemilu di AS yang akan dilaksanakan tahun depan.

"Perkembangan dari Trade War sendiri kami expect akan membaik, di mana kemungkinan terjadinya deal-deal sejalan dengan pemilu yang akan berjalan di Amerika Serikat lebih mungkin terjadi," katanya.

"Kemudian risiko dari No-Deal Hard Brexit itu mungkin juga menurun. Jadi kalau pemerintahan di Inggris nanti Borish Johnson keluar sebagai pemenang, dan lain-lain, kemungkinan besar bahwa terjadinya deal untuk soft landing bagi Brexit tentu akan membantu perekonomian di dunia," imbuhnya.

Di sisi lain, Rino juga menyampaikan bahwa kondisi perbankan nasional cukup kuat dan tingkat kecukupan modalnya sangat solid di tengah perlambatan ekonomi global.

"Pertumbuhan kredit stabil walaupun mungkin agak sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya tetapi tetap bertumbuh selaras dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). NPL secara industri pun dijaga pada posisi yang stabil. Tingkat NPL per September tahun ini persis sama dengan tingkat NPL September tahun lalu," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa hanya 5% per tahun jika ingin mencapai apa yang dicita-citakan pemerintah, yakni menjadi lima besar ekonomi dunia.

"Kita melihat tadi ada pertanyaan bagaimana kita nanti bisa menjadi high income country di tahun 2045 sewaktu kita merayakan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Memang tidak bisa diharapkan dari 5% growth," ujarnya.

Menurutnya, harus ada langkah yang out of the box demi mencapai target tersebut.

"Jadi saya rasa mungkin sesuai arahan dari Presiden Jokowi mengenai lima prioritas di human capital, infrastruktur, di birokrasi dan reformasi ekonomi, saya rasa mungkin harus ada out of the box growth source juga untuk mencapai posisi sebagai high income country," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ingin Indonesia menjadi negara 5 besar ekonomi global pada tahun 2045 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) US$7 triliun pada 2045. Dengan begitu, Indonesia juga bisa menjadi negara dengan masyarakat yang berpenghasilan tinggi. (Ifa/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya