Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEJUMLAH pengusaha tekstil yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) serta Asosiasi Produsen Serat Sintesis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) kembali menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (21/11).
Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas peningkatan nilai maupun kuantitas ekspor tekstil. Tidak hanya itu, pertemuan ini untuk menindaklanjuti rencana pembangunan apparel park.
"Karena kita sudah mulai siapkan, sebuah kawasan atau yang dulu ingin dibangun adalah apparel park atau sebuah kawasan untuk dari mulai bahan baku sampai nantinya industrinya semuanya berada di satu tempat," kata Jokowi.
Kepala Negara menyatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga akan membicarakan mengenai pusat logistik berikat.
Menurutnya, di kawasan tersebut banyak barang-barang industri dalam negeri yang menjadi pesaing berat di pasar global.
"Saya rasa tiga hal itu yang pada pagi hari ini, tidak keluar dari itu. Silakan mengenai pningkatan ekspor terlebih dahulu," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah Diminta Fokus Garap Pasar Asean
Sebelumnya, pada 16 September 2019, Presiden Jokowu juga telah meminta masukan API dan APSyFI. Jokowi menilai kondisi usaha tekstil di Indonesia belum mengalami peningkatan.
Pertumbuhan pasar tekstil dan produk tekstil Indonesia di pasar global cenderung stagnan di angka 1,6%. Angka itu tertinggal jauh bila dibandingkan dengan Tiongkok yang sebesar 31,8%, disusul dua pesaing Indonesia yakni Vietnam (4,59%) dan Bangladesh (4,72%) pada 2018.
Ekspor tekstil dan produk tekstil pada triwulan II 2019 juga turun 0,6% dari periode yang sama tahun lalu. Dia menyebut hal ini disebabkan tingginya biaya produksi lokal, fasilitas, dan kebijakan dagang berpihak pada impor.
Selain itu, kurangnya perencanaan jangka panjang yang berdampak pada minimnya investasi.
Dalam pertemuan kali ini, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Selain itu, ada jugaMenteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Juru Bicara Presiden Fadjroel Rahman.
Adapun pengusaha tekstil yang hadir dalam pertemuan itu antara lain, Ketua Umum API Ade Sudrajat, Direktur Utama PT Sritex Iwan Lukminto, Wakil Direktur PT Pan Brothers Anne Patricia Sutanto, Direktur Utama PT Rayon Utama Mandiri Purnomo
Kemudian Wakil Direktur PT Busana Apparel Marisa Manimanen, Direktur Utama PT Mulai Kniting Hanan Supangkat, Direktur Utama PT Jaya Perkasa Garment Bintoro Dibyoseputro, dan Direktur Utama PT Adikencana Mahkotabuana Joy Citradewi
Selain itu, Ketua Umum APSyFI sekaligus Presiden Direktur PT Asia Pacific Fiber Ravi Shankar, Sekretaris Jenderal APSyFI Redma Gita Wirawasta, Direktur PT Polyfun Canggih Sinatra Arti Ardi, Presiden Direktur Indorama Grup SP Lohia, serta Direktur PT Asia Pacific Rayon Basrie Kamba. (OL-2)
ekonom menyebut gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia berpotensi semakin besar, terutama di industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki.
PRESIDEN Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan bahwa dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025 terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan.
Pemerintah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi tarif impor 19% yang dikenakan Amerika Serikat kepada Indonesia.
API memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atas upaya diplomatik yang berhasil membuka peluang ekspor lebih luas.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa menyambut positif penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto menyambut positif tercapainya kesepakatan IEU CEPA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved