Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sumur YYA-1 Dapat Dikendalikan

(Ata/E-2)
24/9/2019 05:20
Sumur YYA-1 Dapat Dikendalikan
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil mematikan sumur YYA-1(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/)

PERTAMINA Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memastikan pada 1 Oktober 2019 pihaknya akan berhasil mengunci secara permanen sumur YYA-1.

"Estimasi pukul 10 pagi tanggal 1 Oktober 2019, sumur itu sudah disemen dan terkunci. Ini estimasi tim kami, tapi bisa jadi lebih cepat," kata Ketua Tim Proyek YYA-1 Taufik Adityawarman di Kantor Pertamina, Jakarta, kemarin.

Ia menyatakan, sampai saat ini PHE ONWJ telah mencapai milestone baru dalam penanganan sumur YYA-1, yakni dengan keberhasilan proses intercept, yaitu menghubungkan sumur YYA-1 dengan sumur Relief Well pada Sabtu 21 September 2019 pukul 10.30 WIB.

Relief Well ialah proses mematikan sumur YYA-1 dengan pengeboran dari samping yang dilakukan dari Rig Soehanah yang berjarak 1 kilometer dari sumur YYA-1.

Proses koneksi antarsumur itu dapat dilakukan dengan baik dan lebih cepat daripada estimasi jadwal waktu yang direncanakan yakni pada akhir September 2019.

Taufik menyampaikan, kesuksesan mengoneksikan antarsumur itu ialah sebuah tahapan penting dalam upaya mematikan sumur YYA-1. "Dengan terkoneksinya dua sumur ini maka saat ini kami dalam posisi telah dapat mengendalikan sumur YYA-1," ucapnya.

Taufik menambahkan, langkah selanjutnya proses dynamic killing dengan memompakan lumpur berat untuk melawan tekanan dalam sumur YYA-1 sehingga tercapai keseimbangan dan menyetop aliran minyak dan gas dari sumur.

Dalam beberapa waktu ke depan, pihaknya masih akan memonitor untuk memastikan kestabilan sumur dan memastikan tidak ada fluida yang keluar dari sumur YYA-1.

Jika kondisi dinyatakan stabil, akan dilakukan tahap selanjutnya yakni pemompaan semen untuk proses mematikan sumur YYA-1 secara permanen.

Hingga 22 September 2019, sambung Taufik, pihaknya telah me-ngumpulkan sebanyak 42.034 barel yang berisi 6.683.428 liter oil spill dari laut dan sebanyak 5.747.572 karung oil spill di darat.

"Tetapi itu tidak 100% minyak karena ada campuran air dari laut, dan kalau di darat, ada campuran pasir," tukas Taufik. (Ata/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya