Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Indonesia-India Perkuat Kerja Sama

Andhika prasetyo
16/9/2019 19:28
Indonesia-India Perkuat Kerja Sama
Enggartiasto Lukita(Antara/ RAISAN AL FARISI )

INDONESIA dan India terus berupaya mempererat tali kerja sama perdagangan guna mendapatkan manfaat yang besar di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Setelah Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Perkeretaapiaan India Piyush Goyal di sela-sela ASEAN Economic Ministers Meeting di Bangkok Thailand pekan lalu, kini delegasi Negeri Bollywood yang dipimpin Assistant Vice Minister and Chairman of the Agricultural Products Export Development Authority Pamar Kumar Borthakur berkunjung ke Tanah Air.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, kendati pertemuan tidak akan berlangsung intens karena bukan pertemuan bilateral antarmenteri,  kunjungan tersebut sangat penting karena melambangkan keakraban antarnegara mitra dagang.

"Pembicaraan pasti masih akan terkait peningkatan akses pasar kita ke India dan sebaliknya. Sekarang posisi neraca dagang kita surplus ke India. Mungkin mereka mau bahas itu juga," ujar Wisnu di Kantornya, Jakarta, Senin (16/9).

Baca juga: Pengadaan Impor Daging Sapi Brasil akan Molor

Terkait kesepakatan soal perdagangan sawit, Wisnu mengatakan pemerintah India sudah sepakat untuk menyamakan tarif bea masuk impor produk minyak kelapa sawit yang telah disuling (refined, bleached, and deodorized palm oil/RBDPO) asal Indonesia dengan Malaysia.

"Itu sudah diputuskan pekan kemarin saat Menteri Perdagangan RI (Enggartiasto Lukita) bertemu Menteri Perdagangan India di Thailand. Kalau sudah diputuskan, semestinya sekarang sudah berlaku," ucap Wisnu.

Sebagaimana diketahui, RBDPO atau produk turunan minyak kelapa sawit asal Indonesia sulit bersaing di India lantaran dikenai bea masuk lebih tinggi dibanding asal Malaysia.

Produk Tanah Air dikenai bea masuk 50% sementara produk Negeri Jiran hanya dikenai 45%.

"Sekarang sudah disamakan. Bukan kita yang diturunkan, tapi Malaysia yang dinaikkan. Ini tidak masalah karena kita jadi bisa bersaing," jelasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik