Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MUSIM kemarau yang sudah berlangsung sejak April 2019 diprediksi masih terus berlangsung setidaknya hingga November. Hal tersebut tentu akan memengaruhi produksi beras dalam negeri.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania menyatakan musim kemarau yang diikuti kekeringan menyebabkan luas lahan tanam padi menyusut. Akhirnya produksi beras pun akan berkurang.
"Itu berpeluang besar menyebabkan kenaikan harga karena tak seimbangnya ketersediaan dan permintaan," ujarnya, kemarin.
Potensi kenaikan harga beras seharusnya sudah diantisipasi pemerintah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2019 harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani tercatat Rp4.759 per kilogram atau naik 3,04% dari bulan sebelumnya. Adapun di tingkat penggilingan, harga GKP naik 3,04% menjadi Rp4.856 per kilogram.
Mengacu pada fakta di lapangan, sudah semestinya pemerintah mulai mempertimbangkan opsi impor beras.
Jangan sampai, ucap Galuh, kejadian dua tahun lalu terulang. Kala itu, harga beras di dalam negeri bertahan tinggi dalam waktu yang lama karena pemerintah telat memutuskan kebijakan impor beras.
"Pemerintah sebaiknya menggunakan harga sebagai indikator perlu atau tidaknya melakukan impor. Bila harga tinggi, ketersediaan beras di pasaran berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, impor bisa dijadikan pilihan untuk mengisi kekurangan pasokan dan menstabilkan harga," jelas Galuh.
Pada Senin (2/9) BPS mengumumkan kenaikan sejumlah harga bahan pangan lantaran musim kemarau yang berkepanjangan. Lebih rendahnya jumlah pasokan ketimbang permintaan membuat harga kebutuhan pokok terutama cabai merah dan cabai rawit melonjak sehingga memicu inflasi. (Pra/E-2)
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Mendag Budi Santoso menyatakan belum melihat adanya indikasi kekhawatiran akan banjir impor pasca-pengaturan deregulasi dan relaksasi kebijakan impor
Ditjen Bea Cukai akan mengawal kelancaran proses bisnis dan logistik di pelabuhan agar tidak terjadi hambatan yang bisa menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha maupun negara.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui produk inovasinya QLola by BRI menghadirkan fitur Digital Trade Finance yang memudahkan kegiatan transaksi perdagangan ekspor impor.
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan.
SURPLUS perdagangan Indonesia April 2025 tercatat hanya sebesar US$160 juta, penurunan tajam dipicu lonjakan signifikan nilai impor nonmigas,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved