Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Pelaku Usaha Peti Kemas Diminta Lebih Efisien dan Efektif

Andhika Prasetyo
29/7/2019 19:30
Pelaku Usaha Peti Kemas Diminta Lebih Efisien dan Efektif
Aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, beberapa waktu silam.(MI/Pius Erlangga)

PEMERINTAH mendesak para pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengelola Terminal Peti Kemas Indonesia (APTPI) untuk beroperasi lebih efektif dan efisien guna mendorong kegiatan ekspor dan impor.

APTPI harus terus melakukan inovasi untuk menyediakan pelayanan yang semakin baik dan kompetitif sehingga pelaku perdagangan dapat memangkas biaya logistik.

"Karena kalau tidak kompetitif, biaya susah turun. Lagi pula, kalau semakin kompetitif, kinerja ekspor impor terdongkrak, yang untung kan pengelola terminal peti kemas juga," ujar Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Purnomo di Jakarta, Senin (29/7).

Kendati demikian, ia tidak sepenuhnya melempar kesalahan kepada APTPI. Pasalnya, kinerja ekspor dan impor tidak hanya dipengaruhi sektor logistik saja, tetapi juga sektor produksi, pemasaran, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, seluruh mata rantai yang terlibat dalam kegiatan ekspor dan impor harus dibenahi dengan baik mulai dari hulu hingga ke hilir.

"Kalau kita lihat sekarang, sisi logistik itu tidak terlalu jelek. Total biaya logistik di pelabuhan kita hanya 23%. Tapi itu memang harus lebih ditekan lagi," ucapnya.

Dalam dua tahun terakhir peringkat daya saing logistik di Tanah Air juga terus meningkat. Berdasarkan Performance Logistik Index 2017, Indonesia berada di urutan 46, naik dari tahun sebelumnya yang masih berada di angka 63.

Adapun, berdasarkan The Global Competitiveness Report, kualitas Infrastruktur Pelabuhan Indonesia pada 2018 berada di level 72, naik dua poin dari peringkat di tahun sebelumnya 74.

"Pemerintah akan terus mengambil inisiatif untuk mendorong efisiensi dalam sistem logistik agar pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan bisa tercapai," tandasnya.

Sekretaris Jenderal APTPI Yos Sudarso mengungkapkan semua pihak memiliki perhatian yang sama yakni meningkatkan efisiensi dalam sistem logistik di Indonesia.

Namun, selain efisiensi, menurutnya ada hal yang juga perlu diperhatikan dari sisi kinerja pelabuhan yakni pemerataan.

Saat ini, ia menilai Tanjung Priok sangat mendominasi kegiatan perdagangan.

Pelabuhan di Ibu Kota itu memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dibandingkan pelabuhan-pelabuhan lain di Tanah Air. Hal tersebut tidak terlepas dari infrastruktur yang hampir sempurna di Tanjung Priok.

"Saat ini hanya Tanjung Priok yang mampu melayani kapal-kapal besar. Kami harap pemerintah bisa melakukan hal sama dengan mengembangkan pelabuhan-pelabuhan di lokasi strategis lainnya," ucap Yos.

Baca juga: Pusat Logistik Berikat Bantu Industri Tekstil dan Industri Kecil

Ia mengatakan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya dan beberapa pelabuhan lainnya sedikit tertinggal dalam layanan karena keterbatasan alat dan tingkat kedalaman kolam yang membuat kapal besar tidak bisa bersandar.

Persoalan tersebut menurutnya harus menjadi perhatian pemerintah karena keberadaan insfrastruktur adalah kunci agar daya saing ekonomi semakin tinggi.

"Infrastruktur pelabuhan juga akan menjadi kunci optimalisasi potensi ekonomi daerah, khususnya untuk meningkatkan, kesejahteraan masyarakat." (X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya