Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Upaya Atasi Hambatan Ekspor Sarang Burung Walet Diapresiasi

Antara
20/7/2019 21:30
Upaya Atasi Hambatan Ekspor Sarang Burung Walet Diapresiasi
Pekerja penangkaran burung walet menyortir sarang walet selepas panen di Mesuji, OKI, Sumatra Selatan.(Antara/Budi Candra Setya)

KETUA Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI) Boedi Mranata mengapresiasi upaya pemerintah untuk mendorong ekspor sarang burung walet ke Tiongkok yang saat ini menghadapi persyaratan cukup ketat.

Menurut Boedi dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu (20/7), upaya lobi yang telah dilakukan pemerintah tersebut dapat menjadi pembuka jalan bagi kemudahan ekspor ke Tiongkok dan mengatasi masalah yang selama ini dihadapi para eksportir.

"Mungkin syarat-syarat ketat itu dicoba agak diperlunak, agak digampangkan. Sebab dengan syarat yang ketat itu memang masuk pasar ke Tiongkok lebih sulit," kata Boedi.

Ia memastikan jika upaya pendekatan pemerintah tersebut memperoleh hasil, target ekspor PPBSI ke Tiongkok pada 2019 dapat mencapai 140 ton, atau dua kali lipat jumlah ekspor sarang burung walet pada 2018 yang tercatat sebesar 70 ton.

Saat ini, Tiongkok hanya memberi kuota impor sarang burung walet dari Indonesia sebanyak 150 ton dalam setahun. Padahal, total ekspor sarang burung walet Indonesia ke pasar global sepanjang tahun 2018 jumlahnya sebanyak 1.596 ton.

Baca juga : Ekspor Sarang Burung Walet Upaya Tekan Defisit Neraca Dagang

"Dua kali lipat udah happy-lah. Nanti tahun depan nambah lagi," kata Boedi.

Saat ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sedang melakukan kunjungan dagang ke Tiongkok untuk mendorong ekspor komoditas unggulan seperti CPO, buah-buahan dan sarang burung walet serta memperbaiki kinerja neraca perdagangan.

Pengamat perdagangan internasional Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan langkah pemerintah tersebut merupakan hal yang baik, mengingat Tiongkok merupakan aliansi strategis di masa depan.

Apalagi negara tirai bambu itu juga siap mengalihkan jaringan produksi ke negara-negara Asia.

Namun, ia mengingatkan pemerintah harus cermat dalam melakukan negosiasi perdagangan, karena negara tujuan ekspor biasanya akan menawarkan produk untuk dijual ke Indonesia sebagai timbal balik.

Sebelumnya, telah berlangsung penandatanganan kontrak ekspor sarang burung walet sebanyak 10 ton antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Tiongkok di Jakarta, Jumat (19/7) yang menjadi awal upaya peningkatan ekspor komoditas tersebut ke pasar global.

Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Utama PT Tong Heng Investment Indonesia Suyanti Ang dengan Pimpinan Quanzhou Yuyan Family Biotechnology Co., Ltd (Bird Nest Diary) Lu Yu Meng dan Pimpinan Xiamen Fuen Imp & Exp Co. Ltd. Lin Wei Ting. (Ant/Ol-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya