Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
UNTUK mengatasi defisit neraca perdagangan yang menghantui perekonomian nasional, ada dua hal yang bisa segera dilakukan pemerintah.
Pertama, dari sisi ekspor, meningkatkan daya saing produk unggulan. Hal ini penting sebagai fondasi untuk melakukan penetrasi pasar ke luar negeri, seperti yang dilakukan Vietnam.
"Mereka (Vietnam) dari hulu ke hilir sudah kompetitif. Dari sisi investasi untuk sektor yang berorientasi ekspor. Iklim investasi bagus. Ada insentif manufaktur, pengadaan lahan, dan insentif pajak. Ketika investasi sudah masuk, biaya produksi menjadi lebih murah," kata
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, kepada Media Indonesia, kemarin.
Selain membangun daya saing ekspor, lanjut Faisal, pemerintah juga harus membangun linkage antarindustri dari hulu ke hilir. Jika industri dari hulu ke hilir sudah ada, harga bahan baku untuk memproduksi barang ekspor menjadi lebih murah.
"Kalau tidak membangun linkage, kita harus impor (bahan baku). Itu sama saja untuk mendorong ekspor kita mesti impor. (Langkah) itu enggak mengatasi defisit neraca dagang. (Pasalnya) ekspor meningkat, impor juga meningkat," lanjut Faisal.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mewanti-wanti kabinetnya untuk mewaspadai data BPS mengenai kinerja ekspor Januari-Mei 2019 secara year on year yang turun 8,6%. Impor pada Januari-Mei juga turun 9,2%.
"Neraca perdagangan kita selama Januari-Mei defisit US$2,14 miliar," ujar Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7).
Lebih lanjut, dari sisi impor, Faisal mendesak pemerintah mengontrol barang masuk secara ketat, terutama bahan baku dan bahan penolong. "Jangan kita impor sesuatu yang tidak dibutuhkan atau impor sesuatu yang tidak layak mendapatkan fasilitas bebas bea masuk."
Apabila pemerintah mengambil eksekusi yang tepat dan cepat, menurut Faisal, defisit neraca perdagangan tahun ini bisa ditekan menjadi US$5 miliar. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$8,57 miliar.
Bilateral
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyarankan pemerintah meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral dengan AS agar dapat menyubstitusi komoditas yang selama ini dipasok dari Tiongkok.
"Kita bisa mengekspor komoditas, seperti garmen, furnitur, elektronik, mesin, dan peralatan tertentu ke pasar AS," ungkap Perry.
Perry juga mengingatkan perang dagang antara AS dan Tiongkok tidak selalu memberikan imbas negatif. Namun, itu dapat juga memberikan dampak positif bagi negara-negara yang terlibat dalam rantai perdagangan global.
"Pertumbuhan ekonomi AS ada kecenderungan menurun sehingga permintaan barang ekspor, tidak hanya ke Indonesia, tetapi juga dari seluruh negara memang menurun, kecuali sejumlah negara, seperti Vietnam karena dapat memenuhi komoditas yang dulu dipasok Tiongkok ke AS," kata Perry.
Oleh karena itu, di saat seperti ini, strategi perdagangan bilateral lebih efektif jika dibandingkan dengan perdagangan multilateral.
"Caranya dengan lebih banyak mengirimkan misi dagang ke AS untuk menjajaki pasar komoditas kita ke sana," tandas Perry. (Ant/X-3)
Presiden Prabowo turut meminta agar Malaysia membangun fasilitas lintas batas seperti yang telah dilakukan Indonesia
API memberikan apresiasi khusus kepada Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atas upaya diplomatik yang berhasil membuka peluang ekspor lebih luas.
Pemerintahan Trump selidiki kebijakan dagang Brasil terkait perdagangan digital, tarif preferensial, dan intervensi hukum yang merugikan perusahaan AS.
Dua ekor satwa primata langka yang dilindungi oleh negara hendak dijual tersangka berinisial CNAB seharga Rp 8,5 juta.
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Presiden AS Donald Trump umumkan kesepakatan dagang dengan Vietnam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved