EKONOM Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan inflasi pada Mei 2019 yang sebesar 0,68% bukan karena faktor lebaran saja, melainkan adanya lonjakan harga pangan yang kurang diantisipasi oleh pemerintah.
"Keterlambatan impor bawang putih masih dirasakan dampaknya hingga Mei sehingga bawang putih menyumbang inflasi 0,05%. Jadi ada persoalan pasokan bahan pangan, bukan karena sisi permintaan naik signifikan," kata Bhima kepada Media Indonesia, Senin (10/6).
Kendati demikian, Bhima meyakini bahwa inflasi hingga akhir tahun masih di bawah target pemerintah yang sebesar 3,5%. Namun, kata dia, pemerintah perlu mencermati faktor cuaca dan bencana alam yang bisa saja mengganggu produksi dan distribusi pangan.
Selain itu, kata Bhima, pemerintah juga perlu mengevaluasi kembali masih mahalnya harga tiket pesawat yang menjadi penyumbang inflasi secara konsisten. "Variabel yang membuat tiket mahal seperti suku cadang, landing fee, dan avtur perlu diberikan insentif dari pemerintah," kata Bhima.
Selain itu, sambung dia, persaingan maskapai perlu lebih terbuka sehingga tidak terjadi duopoli. Terkait itu, Bhima mengatakan itu bukan berarti maskapai asing harus masuk ke dalam negeri. Menurutnya, pemain domestik justru sebaiknya diberikan insentif agar bisa menambah armada. (A-3)