Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui bahwa ketidakpastian pasar keuangan global terus meningkat. Pasalnya, perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok masih terus berlanjut.
"Itu memang meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global sehingga menimbulkan dampak peralihan modal yang semula masuk ke emerging market, termasuk Indonesia, ini kembali ke negara-negara maju," kata Perry di Kompleks Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (17/5).
Diakuinya pula, perundingan-perundingan antara Amerika dan Tiongkok masih terus berlanjut. Ia pun berharap dalam G20 Summit pada Juni mendatang terjadi kesepakatan antara kedua negara tersebut. "Moga-moga itu terjadi kesepakatan," ucapnya.
Dampak perang dagang, disampaikan Perry, memang terasa ke seluruh negara termasuk Indonesia. Hal itu terlihat dari keluarnya modal asing sebesar Rp11,3 triliun. "Modal asing yang keluar terutama dari portofolio outflow. Kalau menurut data settlement, antara 13-16 Mei terjadi aliran modal asing yang keluar dari Indonesia nett jual Rp 11,3 triliun," katanya.
Kondisi tersebut, disampaikan Perry, kemudian memberikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Menyikapi itu, ia menegaskan bahwa BI selalu berada di pasar untuk melakukan langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan intervensi ganda baik melalui pasar valas di spot maupun DNDF.
"Demikian juga pembelian SBN dari pasar sekunder, dengan tetap menjaga mekanisme pasar. Itu yang terus kita lakukan sehingga kita juga selain men-supply di valasnya, juga membeli SBN dari pasar sekunder," tandasnya. (A-3)
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved