Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SAAT ini, seluruh instansi pemerintah yang terkait sektor pangan terus berupaya meredam lonjakan harga komoditas hortikultura terutama bawang merah dan bawang putih. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengungkapkan pihaknya telah melaksanakan operasi pasar di beberapa titik sebelum Ramadan tiba.
Menurut Agung, upaya yang dilakukan melalui operasi pasar dan gelar pangan murah yang menjual bawang putih mampu mengerek harga sehingga terus turun. Kendati demikian, ia mengatakan efek positif tidak bisa langsung dirasakan. Butuh beberapa hari agar harga betul betul kembali ke level normal.
“Selain dari sisi produksi, persoalan juga datang dari sisi distribusi. Tetapi pemerintah sudah bergerak dan kita harap akan berangsur turun dalam beberapa hari terakhir,” ujar Agung di Jakarta, Rabu (8/5).
Berdasarkan pantauan di Pasar Palmerah, harga bawang merah memang sudah berangsur turun dari Rp40 ribu per kilogram (kg) pekan lalu menjadi Rp35 ribu per kg. Namun, harga bawang putih masih stabil tinggi hingga Rp50 ribu per kg. Agung mengatakan lonjakan yang saat ini terjadi karena permintaan pangan sangat tinggi. Namun, itu sifatnya hanya sesaat dan akan kembali pulih dalam waktu dekat.
Sementara itu, terkait ekspor bawang merah yang menyebabkan kurangnya pasokan di dalam negeri, pihak Kementerian Perdagangan mengaku tidak dilibatkan. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengungkapkan ekspor pangan bisa dilaksanakan asalkan kementerian teknis terkait, dalam hal ini Kementan, sudah memastikan ketersediaan pasokan dalam kondisi aman.
“Kalau untuk ekspor memang kita mudahkan karena semangatnya untuk menarik devisa,” ujar Oke, Rabu (8/5).
Jadi, lanjutnya, jika Kementan berani mengambil keputusan ekspor, itu berarti mereka sudah memastikan bahwa barang di dalam negeri tersedia dalam jumlah besar. “Karena yang tahu berapa banyak produksi itu Kementan,” lanjutnya.
Sebelumnya pengamat ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal mengkritik kebijakan Kementan yang mengeks-por bawang merah. Menurut dia, jika bisa sampai melaksanakan ekspor, seharusnya ada stok yang berlebih di dalam negeri. Kenyataannya, di berbagai daerah barang tidak ada sehingga membuat harga melambung. (Pra/E-2)
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Festival Bawang Merah ini, merupakan acara yang digelar setiap tahun, melibatkan banyak pihak, para petani serta stakeholder terkait.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Bupati Humbang Hasundutan, Oloan P. Nababan, menyingsingkan lengan bajunya, ikut mencangkul dan menanam bawang merah bersama Kelompok Tani Dosroha.
Bibit bawang merah dibagikan kepada 5 kelompok tani dilengkapi dengan pupuk organik padat 4 ton dan 10 liter pupuk organik cair per kelompok tani.
Agnes menyebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) empat kabupaten kota di Kalteng secara month-to-month seluruhnya mengalami inflasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved