Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PEMERINTAH melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan akan tetap waspada walau neraca perdagangan Februari 2019
mengalami surplus setelah defisit pada bulan sebelumnya.
"Kita akan tetap terus waspada. Kenapa? Karena ini positifnya karena dua-duanya negatif yaitu ekspor negatif 11,3% dan impornya turun lebih dalam lagi," ujar Sri Mulyani di sela-sela kunjungannya meninjau program pemerintah di Kampung Pojok, Desa Sindang Sari, Serang, Banten, Jumat (15/3).
Menurut Sri Mulyani, harus diperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan neraca perdagangan Februari surplus apakah karena faktor musiman atau lebih karena fundamental perekonomian Indonesia akibat dampak pelemahan ekonomi dunia.
"Kita juga harus lihat dampak dari penurunan impor itu apakah diganti dengan substitusi impor, sehingga seluruh kebutuhan bahan baku barang modal itu masih tetap berjalan," katanya.
Baca juga: Ekspor Februari Tercatat US$12,53 Miliar
Apabila tidak ada substitusi impor, lanjut Sri Mulyani, hal tersebut berarti sektor-sektor produksi yang menggunakan bahan baku dan barang modal itu, akan mengalami dampak dari penurunan impor tersebut.
"Nanti kita akan lihat statistiknya lebih dalam, tapi paling tidak dengan surplus ini memberikan suatu positive signal kepada kita. Namun PR-nya masih banyak dan harus kita lakukan," ujar Menkeu.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharianto melansir bahwa neraca perdagangan Februari 2019 mengalami surplus US$330 juta, karena impor yang turun tajam.
Nilai ekspor pada Februari 2019 mencapai US$12,53 miliar atau turun
10,03% jika dibandingkan Januari 2019 yang disebabkan oleh menurunnya
ekspor migas maupun nonmigas.
Sementara nilai impor pada Februari 2019 senilai US$12,2 miliar atau turun tajam hingga 18,61% jika dibandingkan dengan Januari 2019. (OL-3)
BPS mengungkapkan dari jumlah 33,43 juta orang lanjut usia (lansia) di Indonesia, lebih dari separuh atau 55,21% lansia di Indonesia masih masuk ke dalam angkatan kerja.
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved