Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
DI era pemerintahan Joko Widodo, Indonesia banyak menyelesaikan perjanjian kerja sama perdagangan dengan negara-negara mitra, mulai dari Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-EFTA CEPA hingga Indonesia-Australia CEPA.
Berbagai perjanjian itu tentu memberikan banyak dampak bagi perdagangan Tanah Air dan negara-negara yang terlibat. Di satu sisi, Indonesia bisa mendapatkan barang dari luar negeri dengan harga yang lebih murah.
Dengan kelebihan itu, pihak di dalam negeri bisa mengimpor banyak bahan baku untuk kemudian diolah menjadi barang siap pakai dan diperdagangkan secara lokal maupun global.
Di sisi lain, perjanjian itu juga memanjakan produk-produk asing karena mendapat fasilitas bea masuk gratis atau rendah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai perlu ada kajian khusus yang lebih mendalam terkait dampak dari perjanjian dagang internasional.
"Harus ada harmonisasi dari semua perjanjian dagang. Itu belum pernah dilakukan sebelumnya. Kita harus mempelajari apakah kerja sama itu mendorong industri di dalam negeri atau malah kita keasyikan impor karena lebih murah," ujar Darmin pada Rapat Koordinasi Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa (12/3).
Baca juga: Pemerintah Pacu Penyelesaian Kerja Sama Perjanjian Dagang
Hal itu yang dititipkan Darmin kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk ditindaklanjuti pada masa mendatang.
"Saya tidak bilang begitu karena itu belum pasti. Tapi ini perlu kita kaji agar kita tahu apakah kita sedang mendorong industri dalam negeri atau jangan-jangan terlalu murah hati kepada mereka (negara mitra). Ini baru sekedar pemikiran saja. Perlu ada studi khusus ke sana," ucap Darmin.(OL-5)
Produk-produk Indonesia yang memiliki keunggulan seperti TPT, produk perikanan, makanan olahan, serta minyak sawit dan turunannya, termasuk biodiesel, akan langsung menikmati tarif 0%.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
KOMITMEN mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan dukungan nyata bagi para pelaku UMKM ditampilkan BRI dalam kegiatan pelatihan ekspor tahun 2025.
Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) asal Bali, CV Naralia Group, ke pasar Hong Kong.
Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG),
Komoditas pangan olahan sagu milik Sasagu siap menembus pasar internasional. Beberapa produk seperti kue dan kukis telah dilirik pembeli potensial dari Australia, Jerman dan Jepang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved