Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Reformasi Struktural Perlu untuk Jaga Nilai Tukar Rupiah

Fetry Wuryasti
30/1/2019 15:25
Reformasi Struktural Perlu untuk Jaga Nilai Tukar Rupiah
( ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

KETUA Komisi XI DPR RI Melchias Marcus Mekeng mengatakan untuk Indonesia bisa mengejar pertumbuhan dan bertahan tekanan eksternal, negara ini perlu memperbaiki melalui reformasi struktural dengan membangun kembali industri yang menciptakan lapangan kerja dan genjot ekspor.

Dari sisi nilai tukar rupiah, dia sepakat bila memang terjadi gejolak beberapa waktu lalu. Dari beberapa dialog dan presentasi Bank Indonesia kepada Komisi XI, kata Mekeng, masalah paling mendasar pada kurs rupiah antara lain pada penawaran (supply) dan permintaan (demand).

"Supply kurs basenya masih hanya Bank Indonesia yang melakukan intervensi Jadi seperti kemarin, kalau misalnya dolar naik di Rp15.000, kemudian BI intervensi. Yang harus diperbaiki reformasi struktural dengan membangun kembali industri ciptakan lapangan kerja dan ekspor," jelas Mekeng dalam Dialog Ekonomi Perbankan di Jakarta , Rabu (30/1).

Konstruksi supply demand rupiah yang sangat rendah, membuatnya kurs riskan terseok. Hal ini terutama bila saat Amerika menaikan suku bunga beberapa kali. Ini membuat investasi portofolio (investment portofolio) dana luar negeri menjadi pergi.

"Itu membuat dolar kita agak naik. Terlebih, BKPM tidak membawa investasi masuk ke sini, bahkan minus. Ini juga yang membuat dolar kita agak sempoyongan," tukas Mekeng.

 

Baca juga: Menkeu Sayangkan Penggunaan Isu Utang Tak Utuh

 

Tapi belakangan setelah Bank Indonesia melakukan beberapa kebijakan menaikan subung, dolar AS pelan-pelan mulai masuk, portofolio investasi pelan-pelan mulai masuk ini memperkuat supply dolar.

Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2018 mencapai Rp392,7 triliun, turun 8,8% dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp430,5 triliun.

Jika dibandingkan secara triwulan ke triwulan, capaian itu turun 11,6% di mana pada triwulan IV 2018 mencapai Rp99 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp112 triliun. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik