Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Harga Masih Tinggi, Bulog Impor 150 ribu ton Jagung

Andhika Prasetyo
28/1/2019 18:54
Harga Masih Tinggi, Bulog Impor 150 ribu ton Jagung
(ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

BADAN Urusan Logistik (Bulog) kembali menambah impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak sebesar 150 ribu ton.

Dengan demikian, total impor jagung untuk pakan yang telah dilaksanakan sejak akhir tahun lalu mencapai 280 ribu ton.

Jagung-jagung tersebut ditargetkan tiba di Indonesia pada 31 Maret mendatang.

Berdasarkan dokumen lelang tertanggal 25 Januari 2019 yang tercantum dalam laman resmi Bulog, lelang untuk jagung hanya diberikan kepada eksportir dari Argentina dan Brasil.

Sebanyak 30 ribu ton akan dimasukkan ke Pelabuhan Cigading, Banten dan 120 ribu ton sisanya akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Dalam tender itu, perseroan memberikan tenggat waktu penawaran bagi eksportir hingga 28 Januari 2019. Adapun, jagung impor tersebut sudah harus tiba seluruhnya di Tanah Air pada 31 Maret 2019.

Adapun, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan membenarkan pihaknya telah menerbitkan Surat Perizinan Impor (SPI) pada 25 Januari lalu.

Baca juga : Pengusaha Ajukan Usul Terkait DHE

Oke mengungkapkan keputusan impor itu diambil untuk meredam harga jagung yang masih tinggi.

Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Industri Pakan dan Veteriner Kamar Dagang dan Industri Sudirman mengaku tidak terkejut dengan keputusan tersebut.

 Pasalnya, di beberapa daerah di Banten dan Jawa Barat, harga jagung di tingkat petani masih menyentuh Rp6.000 per kilogram lantaran musim panen yang belum bergulir sehingga stok sangat terbatas.

"Memang mungkin sekarang pemerintah sudah mengetahui jelas kalau panennya tidak akan muncul segera. Mungkin nanti, jumlah panennya pun tidak sebagus yang diprediksi selama ini," ujar Sudirman kepada Media Indonesia, Senin (28/1).

Berdasarkan informasi yang didapat, ia mengatakan panen jagung secara masif kemungkinan baru akan terjadi pada akhir Maret atau awal April mendatang.

"Sekarang memang sudah ada panen tapi hanya di sebagian tempat. Seperti sekarang, hanya di Lampung. Jadi yang diserap juga tidak banyak. Tidak akan cukup," jelasnya.

Jika pemerintah mendatangkan jagung impor dengan tenggat waktu maksimal 31 Maret, menurutnya itu adalah langkah antisipasi yang sangat tepat untuk setidaknya menjaga harga tidak melambung tinggi.

Namun, dalam kebijakan impor jagung yang diambil sejak akhir tahun lalu, ia menyayangkan keputusan pemerintah yang mendatangkan komoditas tersebut secara bertahap melalui beberapa kali keputusan.

"Harusnya diperhitungkan dulu secara seksama. Jadi semua datang serentak dalam waktu yang tidak terlalu jauh. Kalaupun nanti kelebihan, Bulog kan bisa simpan untuk stok karena nyatanya sekarang masih kurang terus," tandasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya