Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Evaluasi Mudik, Pemerintah Diminta Perbaiki Konektivitas Angkutan Umum

Erandhi Hutomo Saputra
16/6/2018 17:34
Evaluasi Mudik, Pemerintah Diminta Perbaiki Konektivitas Angkutan Umum
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

PENANGANAN arus mudik oleh pemerintah pada tahun ini diapresiasi. Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan penanganan arus mudik relatif baik. Itu terlihat dari lancarnya perjalanan yang dialami pada pemudik.

"Secara umum untuk kendaraan pribadi mereka melihat kan sederhana, kalau tahun lalu 15 jam, tahun ini bisa berkurang itu sudah dianggap sukses," ujar Djoko saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/5).

Meski demikian, ia menilai masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh pemerintah ke depannya. Pertama, Djoko meminta pemerintah untuk memperbaiki konektivitas angkutan umum di bandara, terminal, dan pelabuhan di daerah-daerah. Sehingga, masyarakat tidak lagi kesulitan ketika ingin menggunakan angkutan umum saat mudik.

"Misal orang menggunakan angkutan umum sampai di tujuan baik terminal, pelabuhan, dan bandara tidak ada angkutan lanjutannya, beda dengan di Jakarta, di daerah tidak ada (angkutan lanjutannya)," ucapnya.

Perbaikan konektivitas angkutan umum di daerah itu, lanjut Djoko, agar masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan angkutan umum.

"Kalau tidak (ada angkutan lanjutan) akan semakin banyak orang (mudik) bawa mobil sendiri, masih ada kesempatan perbaikan sehabis lebaran langsung dikerjakan," tukasnya.

Selain itu, jika nanti jalan Tol Trans Jawa terhubung, ia meminta pemerintah untuk membuat standar pelayanan minimal (SPM) perjalanan. "Semisal buat standar waktu perjalanan ke Jateng maksimal 15 jam, ke Jatim 20 jam, dengan standar itu bisa terukur," sebutnya

Ia juga mengusulkan agar arus lalu lintas di tol semakin lancar, pemerintah perlu segera menerapkan proses pembayaran menggunakan OBU (On Board Unit). Dengan penggunaan OBU secara masif, maka perlahan bisa meniadakan fungsi gerbang tol.

"Sisa gerbang tol itu bisa digunakan untuk rest area darurat pada saat arus mudik," tukasnya.

Arus balik

Djoko menilai puncak arus balik yang diprediksi pada tanggal 19-20 Juni juga akan berjalan lancar. Sebab beberapa pemudik masih akan berada di kampung halaman dalam waktu yang lama.

Para pemudik tersebut yakni pemudik yang menjalani tradisi Lebaran ketupat yang jatuh sepekan setelah lebaran. Sedangkan para pekerja non formal yang tidak terikat aturan harus kembali bekerja pada tanggal 21 Juni.

Namun untuk mengantisipasi kepadatan bagi pemudik yang harus bekerja tanggal 21 Juni, maka antisipasi yang sama juga harus dilakukan seperti membuka maksimal gerbang tol ke arah Jakarta. "Antisipasinya dengan one way, dan contra flow itu jelas senjata pamungkas," pungkasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik