Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Anemia terjadi apabila jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dari jumlah normal. Sel darah merah bertanggung jawab untuk mengirimkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Sementara itu, anemia gizi besi terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi. Kurangnya zat besi di tubuh dapat membuat jumlah sel darah merah berkurang dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Dr. Mira Dewi, M.Si, P.hD, Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB University mengungkapkan akibat anemia gizi besi dapat menyebabkan badan terasa lemah, mudah sakit, hingga kecerdasan menurun. Kelompok rentan yang bisa terkena anemia gizi besi antara lain anak balita, remaja putri, dan ibu hamil.
Dr Mira menyampaikan untuk mencegah penyakit ini penting untuk memperhatikan pola makan yang sehat.
Seperti dilansir dari laman resmi IPB University @ipbofficial, ia membagikan tips pola makan untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi.
Makanan yang kaya akan zat besi seperti daging dan jeroan, ikan, telur, polong-polongan (buncis, kacang merah, kacang hijau, kedelai), dan sayuran hijau (kangkung, sawi, bayam) dapat Anda konsumsi secara rutin untuk mencegah tubuh kekurangan zat besi.
Contoh makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi antara lain umbi-umbian (kentang, wortel), buah-buahan tinggi vitamin C (jeruk, jambu, mangga), dan sayur-mayur.
Namun, ia mengingatkan, agar tidak mengonsumsi makanan tinggi zat besi dengan Makanan yang menghambat penyerapan zat besi.
Setelah makan makanan berat, mungkin terasa enak untuk minum es teh yang dapat menhilangkan dahaga. Namun, itu sebaiknya tidak dilakukan karena teh dapat meghambat penyerapan zat besi di tubuh.
Beri jarak setidaknya 2 jam setelah makan, sebelum mengonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi seperti sereal, kacang-kacangan (kacang tanah, kacang mete), teh, kopi, coklat, makanan/minuman tinggi kalsium seperti keju dan susu.(M-3)
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan, 1 dari 4 anak balita Indonesia mengalami risiko anemia. Cegah dengan kecukupan asupan zat besi.
Masih banyak orang tua kurang memahami pentingnya pencegahan anemia sejak dini, sehingga orang tua terkadang menghiraukan risiko atau dampak negatif jika si kecil menderita anemia.
Kekurangan zat besi bisa menjadi penyebab stunting yang berdampak negatif permanen pada perkembangan otak anak.
Akibat anemia gizi besi dapat menyebabkan badan terasa lemah, mudah sakit, hingga kecerdasan menurun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved