Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bahla, Kota Kuno di Oman yang Dihuni para Jin

Adiyanto
24/11/2023 13:15

Jauh di pedalaman Oman, tepatnya di Kota Bahla, hidup sejumlah cerita urban di masyarakat dari mulai hiena (hewan mirip serigala) bermulut api hingga manusia yang dapat berubah menjadi keledai. Cerita-cerita itu masih bertahan hingga hari ini, termasuk tentang para jin yang menghuni kota ini.

Beberapa warga Oman yang percaya takhayul masih menghindari pemukiman gurun terpencil tersebut karena takut akan cerita tentang jin, makhluk gaib yang telah menjadi bagian dari cerita rakyat Arab sejak pra-Islam.

Bahla, sebuah kota tenang yang dipenuhi kebun palem dan rumah-rumah bata lumpur yang sepi ditinggalkan penghuninya, terletak sekitar 200 kilometer (125 mil) barat daya ibu kota Muscat di Provinsi Al-Dakiliya. Kota ini memiliki gerbang ganda yang megah.

Di sini, di salah satu wilayah pemukiman tertua di Oman, masyarakat percaya pada jin, yang digambarkan sebagai makhluk gaib yang berbeda dari manusia dan malaikat, namun hidup berdampingan dengan manusia.

“Kami percaya bahwa jin adalah salah satu ciptaan Tuhan, jadi tidak aneh,” kata pemandu wisata Hamad Al Rabaani, di benteng abad pertengahan di Kota Bahla, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Sejumlah kisah magis terkait jin mewarnak hidup keseharian warga di Kota Bahla, termasuk mitos populer bahwa makhluk yang memiliki kekuatan supernatural itu ikut membangun tembok sepanjang 13 kilometer di sekeliling kota dalam satu malam, untuk melindunginya dari penjajah.

“Legenda ini menceritakan tentang dua saudara perempuan, keduanya jin, salah satunya membangun tembok untuk perlindungan dan yang lainnya menciptakan sistem irigasi kuno untuk pertanian,” kata Rabaani, 55 tahun.

Konsep tentang jin sudah ada sebelum Islam tetapi deskripsi tentang mahkluk itu ditampilkan dalam teks-teks Islam, yang menyatakan bahwa mereka adalah juga makhluk Tuhan.

“Namun, hanya sedikit tempat yang mempunyai kaitan kuat dengan jin seperti di Bahla, di mana Anda mendengar cerita tentang manusia yang tiba-tiba berubah menjadi keledai dan hewan lainnya”, kata Rabaani.

Menurut cerita Rabaani, seorang perempuan tua sering mendengar seseorang memerah susu sapinya setelah tengah malam, namun setiap kali dia pergi untuk memeriksanya, dia tidak menemukan siapa pun di sana. “Anda mendengar tetapi Anda tidak pernah melihat, karena pikiran Anda tidak dapat menerimanya," ujar dia coba menganalisa.

Di pasar tua Bahla, ketika suasana hening setelah salat zuhur, beberapa warga merasa gelisah membicarakan reputasi kota tersebut sebagai tempat berkumpulnya makhluk halus, karena khawatir hal itu akan merusak citra kota tersebut.

Namun Mohammad al-Hashemi, seorang penduduk asli Bahla berusia tujuh puluhan, mengatakan sebagian besar hidupnya dibentuk oleh kepercayaan supernatural semacam itu.

 

Sebagai seorang anak dia diberitahu cerita tentang hiena lapar yang serring memangsa unta dan dengan mulut api yang berkeliaran di gurun pada malam hari.

“Mereka biasa memperingatkan kami, anak-anak untuk tidak keluar rumah setelah matahari terbenam,” katanya.

Hantu api

Cerita lisan dan teks-teks kuno tertentu menyatakan bahwa cerita mengenai jin adalah hal yang umum di wilayah  Semenanjung Arab, menurut Ali A Olomi, seorang profesor sejarah Islam di Loyola Marymount Universitas di Los Angeles.

Menurutnya, Oman dan negara tetangganya, Yaman, yang merupakan negara paling selatan di semenanjung tersebut, terkenal tidak hanya sebagai tempat kuno dengan nilai sejarah tinggi, namun juga sebagai  wilayah jin.

“Di Bahla, ada cerita tentang kobaran api dan kebakaran, badai gurun, dan bahkan bangunan yang dibangun oleh kekuatan supernatural,” kata Olomi, yang berspesialisasi dalam esoterisme dan astrologi Islam.

Salah satu alasan mengapa Bahla penuh dengan cerita-cerita seperti itu adalah karena kota itu merupakan pos terdepan dan terpencil di zaman kuno, dikelilingi oleh gurun dan pegunungan Hajar.

“Kehadiran jin di tempat-tempat seperti Bahla dapat memberi tahu kita banyak hal tentang sejarah dan budaya Semenanjung Arab,” kata Olomi.

“Ini adalah sejarah masyarakat yang tinggal di pemukiman yang jauh, terhubung dengan pemukiman manusia lainnya, dan sangat merasakan kehadiran alam di sekitar mereka.”

Namun, di kalangan generasi muda Oman, tidak semua orang percaya tentang jin, termasuk Mazen Al Khaterri, seorang guru matematika berusia 24 tahun di Bahla. “Itu cuma dongeng yang diceritakan oleh kakek dan nenek kami.  Kami tidak tahu kebenarannya.”

Namun, Hasan, 30, yang tinggal di Muscat, mengatakan kekhawatiran terhadap Bahla masih menjadi hal yang lumrah. “Keluarga saya tidak akan pernah membiarkan saya perg ke sanai,” katanya.

“Rumor mengatakan itu adalah kota jin, tempat makhluk halus itu tinggal,” imbuhnya. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya