Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Film Dokumenter “Niti Kaweruh”, Potret Semangat Pendidikan Masyarakat Bromo

Adiyanto
05/10/2023 17:28
Film Dokumenter “Niti Kaweruh”, Potret Semangat Pendidikan Masyarakat Bromo
Poster film dokumenter Niti Kaweruh(dok: Inovasi)

Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), sebuah kemitraan pendidikan antara Australia-Indonesia, meluncurkan film dokumenter, berjudul Niti Kaweruh – Menggapai Harapan di Lereng Bromo. Film ini menggambarkan semangat tak kenal menyerah masyarakat Tengger-Bromo dalam menghadapi tantangan pendidikan di daerah terpencil.

Peluncuran film ini merupakan bagian dari kegiatan Kunjungan Pemantauan Bersama Implementasi Program INOVASI di Jawa Timur yang berlangsung pada 3-4 Oktober 2023 di Sidoarjo dan Probolinggo. Pemantauan ini melibatkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Kedutaan Besar Australia.

Erix Hutasoit Communication Manager INOVASI mengatakan Niti Kaweruh yang menjadi judul film dokumenter ini, diambil dari bahasa Suku Tengger yang artinya mencari ilmu yang bermanfaat. “Ini adalah sebuah kisah inspiratif yang membuktikan bahwa semangat dan tekad dapat mengatasi rintangan melalui dedikasi dan kerja keras. Perjuangan Bersama para pemangku kepentingan dalam membentuk masa depan terang bagi generasi mendatang,” papar Erix.

Film ini dapat diakses dan disaksikan oleh publik melalui tautan [https://bit.ly/LaunchingNitiKaweruh](https://bit.ly/LaunchingNitiKaweruh).

Niti Kaweruh merupakan hasil kerja sama antara INOVASI dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Film berdurasi 34 menit ini menceritakan upaya Desa Sariwani 2 dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam mengatasi masalah kekurangan guru dan siswa.

Terletak di daerah terpencil yang didominasi oleh Suku Tengger, Desa Sariwani 2 harus menghadapi tantangan pendidikan yang pelik. Akses yang sulit dan kurangnya guru membuat sekolah di puncak Gunung Bromo menjadi 'sekolah kecil.'

Namun, melalui pendekatan pembelajaran kelas rangkap (multigrade), mereka berhasil mengatasi hambatan tersebut. Pendekatan ini memungkinkan guru memberikan pembelajaran yang lebih terfokus pada kebutuhan siswa.

Di sisi lain, jumlah anak yang bersekolah di ini semakin hari semakin sedikit. Pertumbuhan populasi yang melambat dan keenganan orangtua untuk menyekolahkan anaknya, membuat sekolah di puncak Gunung Bromo menjadi ‘sekolah kecil’. “Jika dibiarkan terus menerus, anak-anak suku Tengger di Desa Sariwani terancam hilang dari proses pembelajaran. Itu sama artinya, anak-anak ini akan kehilangan masa depan,” ujar Erix, Rabu (4/10_

Film "Niti Kaweruh" tidak hanya memikat dengan aspek sinematografi yang indah, tetapi juga dengan cerita humanis yang menyentuh. Rachmadi Widdiharto Direktur Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud Ristek RI, sangat terkesan dengan keberhasilan pelaksanaan metode kelas rangkap di Kabupaten Probolinggo.

"Film ini menggambarkan bagaimana transformasi pembelajaran, bagaimana mengedukasi masyarakat kita untuk tetap mengedepankan pendidikan dan kearifan lokal. Saya kira luar biasa menyaksikan bagaimana transformasi ini bisa dilakukan. Kita juga telah menyaksikan bagaimana INOVASI membuat semacam terobosan dengan multigrade teaching, “papar Rachmadi.

Menurutnya jika dikaitkan dengan Kurikulum Merdeka , multigrade dapat memastikan keberlanjutan pembelajaran (learning continue) meskipun ada keterbatasan-keterbatasan. “Kalau kita coba kaitkan dengan Kurikulum Merdeka ini akan mengawal learning journey anak-anak kita,” ujarnya.

Film ini juga menyoroti peran penting orang tua dalam mendorong anak-anak mereka untuk bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Orang tua yang dulu menjemput anaknya di sekolah untuk diajak ke pasar atau ladang ataupun aktivitas lainnya, kini mendorong anak-anaknya untuk bersekolah hingga ke tingkat yang lebih tinggi.

Rachmadi menekankan pentingnya melanjutkan program bersama INOVASI untuk menguatkan ekosistem perbaikan kualitas pendidikan di Pemkab Probolinggo.  Heri Sulistyanto Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, pun menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program ini di masa mendatang. Pemkab Probolinggo bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk institusi keagamaan dan masyarakat, untuk mewujudkan cita-cita ini. Mereka juga telah melantik kepala sekolah baru untuk mengisi kekosongan jabatan di 352 sekolah. (M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya