Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Sudah sejak lama pohon bambu digunakan sebagai pendukung kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di wilayah Asia, termasuk Indonesia. Dalam perang mempertahankan kemerdekaan, pohon bambu kerap menjadi senjata untuk menentang kaum penjajah. Ada pula yang memanfaatkan bambu sebagai konsumsi harian, pakan hewan, dan bahan bakar memasak.
Selain itu, tanaman serbaguna yang telah digunakan sejak zaman kuno ini sering dimanfaat untuk keperluan konstruksi sebagai material pembuatan benda rumah tangga yang bersifat artistik serta menjadi material bangunan yang berkelanjutan (sustainable).
Di tengah kemajuan teknologi dan energi, eksistensi bambu sebagai material hunian masih terus lestari di tengah masyarakat Asia Tenggara. Salah satunya seorang warga Filipina, Earl Forlales yang membangun rumahnya dengan berkaca pada masa lalu lewat penggunaan material bambu.
Rancangan rumah ala Forlales ini terinspirasi dari rumah bambu milik kakek dan neneknya yang tinggal di “Bahay Kubo” atau Nipa Huts, sebuah hunian tradisional yang merupakan simbol kehidupan pedesaan Filipina.
“Bahay Kubo adalah sebuah gubuk tua dari material bambu tradisional dengan satu lantai yang dibangun di atas panggung. Orang Filipina telah menggunakan bambu (untuk perumahan) bahkan sebelum masa kolonial selama ribuan tahun,” ungkap Forlales seperti dilansir dari CNN pada Minggu (20/8).
Memiliki tekstur yang kuat dan fleksibel, menjadikan bambu sebagai salah satu tanaman dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Ada jenis bambu yang mencapai usia kematangan dalam waktu sekitar 3 tahun saja.
Adapun pohon bambu yang biasanya mencapai usia matang antara 40-50 tahun, artinya bambu tumbuh cepat dibanding tanaman lain di planet ini.
Menyadari bahwa Bahay Kubo dapat diadaptasi untuk menciptakan rumah kontemporer, Forlales mulai merancang rumah bambunya sendiri. “Ketika rumah yang berasa dari bambu dirawat dan direkayasa dengan berbagai teknik, bangunannya bisa bertahan selama beberapa dekade,” jelasnya.
Rumah bambu bergaya modular yang dirancang Forlales dengan nama Cubo itu pun akhirnya memenangkan penghargaan kompetisi Cities for our Future dari Royal Institute of Chartered Surveyors (RICS) tahun 2018.
“Meski struktur rumah tersebut dapat dibangun hanya dalam beberapa hari saja, tetapi usia hunian diperkirakan akan bertahan hingga 50 tahun,” ujar Forlales.
Secara spesifikasi, rumah bambu Cubo memadukan banyak aspek tradisional “Bahay Kubo” termasuk pondasi dan kisi-kisi yang ditinggikan, sejenis kerai jendela yang memungkinkan ventilasi dan cahaya alami.
Rumah ini juga dilengkapi dengan atap miring yang mampu menampung air hujan. Forlales juga memberikan beberapa aksen kekinian abad ke-21, termasuk fitting lampu modern dan jendela polikarbonat tahan benturan.
“Filipina rentan terhadap gempa bumi dan angin topan, sehingga rumah-rumah tersebut dirancang dengan mempertimbangkan bencana alam. Kami juga menggunakan pondasi beton tulang sebagai sebagai penghubung antara dinding, atap dan panel lantai dan sebagai menggantikan panggung tradisional,” jelasnya.
Cubo menawarkan empat model berbeda yang dapat menampung hingga enam penghuni. Setiap rumah dibuat sesuai pesanan dan dapat disesuaikan untuk menyertakan elemen seperti panel surya di atap, yang semakin mengurangi biaya pengoperasian dan jejak karbon penghuninya.
Krisis perumahan
Filipina saat ini tengah menghadapi kekurangan perumahan yang semakin tinggi dengan perkiraan 4,5 juta orang kehilangan tempat tinggal dan kekurangan rumah pada tahun 2021.
Meski saat ini perusahaannya memproduksi enam rumah per bulan, menurut Forlales permintaan jauh lebih tinggi dan dia berharap dapat meningkatkan pasokan.
Dia jga berharap desain modular Cubo dan penggunaan bambu dapat membantu dan mempercepat pembangunan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan solusi perumahan yang terjangkau untuk krisis perumahan yang semakin mahal di Filipina.
“Orang Filipina menyambut hangat produk tersebut karena sangat familiar. Mereka menyadari bahwa ini adalah evolusi intuitif untuk rumah bambu lokal Filifina,” ungkapnya.
Proses pembuatannya sendiri membutuhkan biaya konstruksi mencapai US$12.900 hingga S$35.738 atau setara Rp197 juta hingga Rp500 juta dengan biaya per meter Rp 1,12 juta. Harga ini dinilai sebanding dengan rumah kelas menengah yang dibangun dengan bahan konvensional.
Namun, Forlales berencana menurunkan harga dengan merampingkan biaya produksi dan meningkatkan otomatisasi di proyek. Perusahaannya juga telah memperkenalkan rencana pembayaran, untuk membantu mengurangi biaya di muka bagi pembeli.
“Dengan bambu yang tumbuh secara alami di seluruh Asia, jadi setiap negara memiliki spesies bambu mereka sendiri yang dapat Anda gunakan untuk konstruksi,” kata Forlales Di wilayah Asia, terdapat jutaan kilometer persegi yang ditanami bambu, jadi mudah didapatkan,” tambahnya. (M-3)
Dengan tema “Connecting The Archipelago”, Urbahn mempresentasikan karya yang menggambarkan Indonesia sebagai inspirasi, bukan sekadar lokasi.
Poster: Desain Kreatif dan Pentingnya dalam Promosi, Desain menarik perhatian, pesan efektif tersampaikan. Tingkatkan visibilitas merek Anda sekarang!
KOLEKSI Ramadan menghadirkan gaya desain yang berfokus pada ornamen bunga sebagai simbol kebahagiaan dan mendukung kepercayaan diri penggunanya saat bersilaturahmi.
DALAM kerja sama unik dan menginspirasi, Ascott Jakarta berkolaborasi dengan Sparks Fashion Academy (SFA), sekolah fesyen bergengsi.
Saat ini mahasiswa, termasuk di bidang fesyen, membutuhkan persiapan lebih matang untuk bisa terjun ke ranah profesional.
SEBAGAI salah satu produsen cat terkemuka, Mowilex memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan Bintaro Design District (BDD) 2024.
Kaki seribu memiliki peran penting sebagai pengurai alami di ekosistem.
Kenaikan harga properti dan inflasi tak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan. Belum lagi, banyak kelompok usia produktif yang terjebak dalam peran sebagai sandwich generation.
Rumah harga terjangkau belum tentu jelek. Pasalnya, meski harga terjangkau bisa dibuat dengan kualitas bagus, yakni salah satunya dengan pendekatan model kontruksi modular robotisasi.
BANGSA yang bermartabat hanya dapat diwujudkan oleh masyarakat yang sejahtera dan terdidik.
Masyarakat bisa melibatkan tetangga terpercaya atau pengurus RT untuk memantau rumah.
Warga diimbau untuk memberi tahu tetangganya bila memutuskan untuk mudik di masa Lebaran 2025 ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved