Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penggunaan gadget atau gawai, terutama telepon pintar kadang sering membuat orang lupa waktu. Tidak jarang saat ini banyak orangtua yang membiarkan buah hatinya bermain sendirian dan mereka malah sibuk dengan ponselnya. Bahkan, ketika makan bersama pun, orangtua masih disibukkan dengan dunia maya.
Tindakan pola asuh seperti ini dikenal dengan parental phubbing. Padahal, sejatinya anak-anak membutuhkan cinta dan perhatian orangtua. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan orangtua yang memberikan perhatian, lebih mungkin berkembang.
Secara realistis, orangtua tidak dapat menyediakan telinga untuk mendengarkan anak mereka 24 jam sehari. Sebab itu, semakin penting ketika memiliki waktu bersama, orangtua terlibat dan fokus pada anak. Ketika anak-anak percaya bahwa orangtua mengabaikan mereka, ini akan memberikan luka yang berarti bagi anak dan berdampak hingga ia besar.
“Rasa sakit karena diabaikan dialami baik secara somatis (fisik) maupun psikologis. Otak tidak membedakan rasa sakit, ia hanya memberi tahu tubuh dan pikiran, 'Saya terluka'," kata Felice Martin, pakar dan konselor profesional keluarga, seperti dikutip dari situs Verywell Mind, Jumat (14/7)
“Phubbing dapat membuat seorang anak merasa tidak mampu, kesepian, ditolak, dan disingkirkan. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak menjadi cemas atau depresi ketika diabaikan. Dia mungkin menganggap mereka tidak penting," lanjutnya.
Akibatnya, seringkali anak-anak bertindak untuk mendapatkan perhatian yang mereka dambakan. “Ketika anak-anak mulai berpikir seperti ini, mereka sering mengasingkan diri. Mereka juga akan memberikan kompensasi yang berlebihan secara negatif atau positif untuk mendapatkan perhatian apa pun," tambah Martin.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika orangtua lebih suka bermain ponsel daripada mendengarkan anak mereka, hal itu bahkan dapat mempercepat perasaan depresi. Anak-anak yang merasa diabaikan secara emosional mungkin bergumul dengan kecemasan, nilai buruk di sekolah, penyalahgunaan obat terlarang dan bahkan kecenderungan bunuh diri.
Selain risiko anak-anak mencari perhatian dengan cara lain, mereka mungkin juga mulai meniru perilaku orangtua mereka. “Orangtua adalah guru pertama anak. Penting bagi orangtua untuk mengelola kesehatan mental mereka,” catat Martin.
Ponsel memang tak terlepaskan dari kehidupan kita. Akan tetapi, menggunakan ponsel bukanlah pengganti waktu berkualitas untuk tatap muka, terutama dengan anak-anak kita. Jadi, sangat penting bagi orangtua untuk mengatur penggunaannya. (M-3)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan pemilik UMKM di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap maraknya penipuan dan kejahatan digital.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan literasi keuangan digital bagi perempuan penting sebagai bagian dari upaya pemberdayaan untuk mewujudkan kesejahteraan
Program Lab Komputer Keliling (Lakoling) yang hadir sebagai solusi nyata menjembatani kesenjangan akses teknologi dan literasi digital, khususnya di wilayah 3T.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
Perusahaan teknologi global, Cadothy, meluncurkan perangkat khusus yang bisa membantu melakukan aktivitas live, bukan tablet ataupun ponsel.
Gelaran tahunan Government Procurement Forum & Expo (GPFE) atau forum dan pameran pengadaan keperluan pemerintah 2025 sukses diselenggarakan pada 23-25 Juli 2025.
Dengan proyeksi kebutuhan 12 juta talenta pada tahun 2030, data dari Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) menunjukkan adanya kekurangan sekitar 2,7 juta.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) mengambil peran penting dalam mendorong transformasi sistem pengawasan keamanan pangan berbasis digital dalam Vienna Food Safety Forum 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved