Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Fenomena El Nino telah berdampak pada reptil penghuni Kepulauan Galapagos di Ekuador. Suhu laut yang menghangat membuat iguana laut yang menghuni pulau terancam kelaparan. Sebab fluktuasi suhu di Pasifik memengaruhi sumber makanan utamanya, alga yang biasanya mereka gali di antara bebatuan di bawah air atau di tempat dangkal.
Untuk diketahui, peristiwa El Nino ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata di Pasifik tengah dan timur dekat khatulistiwa, dan terjadi setiap dua hingga tujuh tahun dan berlangsung sekitar sembilan hingga 12 bulan. Hal ini memengarahi pola cuaca di sejumlah wilayah.
"Kita seharusnya mendapatkan air dingin sekarang, pada akhir Juni, Juli, Agustus, tetapi kita masih memiliki air yang sangat hangat," kata Danny Rueda, direktur Taman Nasional Galapagos kepada AFP.
Dia mengutip dua peristiwa El Nino yang sangat ekstrem sebelumnya: yakni pada tahun 1982 dan satu lagi pada tahun 1997 yang memutihkan karang dan mendatangkan malapetaka pada kehidupan hewan di pulau itu, termasuk kura-kura, penguin, burung kormoran, dan singa laut. “Dan menurut perkiraan, tahun ini bisa menjadi (sebuah) El Nino yang sama ekstremnya," kata Rueda.
Para ahli khawatir El Nino ini bisa menjadi salah satu yang paling intens dalam beberapa dekade. “Populasi iguana laut mengalami fluktuasi ekstrem oleh siklus, tetapi peristiwa El Nino dan La Nina berulang yang tak terduga dan kian sulit diprediksi, membuat hewan itu kian rentan,” demikian menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Spesies yang disebut Amblyrhynchus cristatus ini dapat hidup selama 60 tahun. Dengan cakar tajam dan jambul duri punggungnya, reptil ini menyerupai makhluk prasejarah.
Menurut sekretaris jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas, "El Nino yang baru tiba akan meningkatkan suhu panas dan membawa dampak yang lebih ekstrem pada cuaca di Amerika Latin dan Karibia.
WMO mengatakan perubahan iklim kemungkinan meningkatkan dampak peristiwa El Nino dalam hal panas yang lebih intens dan curah hujan yang lebih tinggi.
Iguana Galapagos mampu bertahan dari perubahan siklus iklim lokal. Namun jika variasi terjadi terlalu sering atau terlalu ekstrem, spesies ini dapat kesulitan memulihkan keseimbangan antara jumlah kelahiran dan kematian.
Kekurangan makanan yang disebabkan oleh El Nino dapat memicu kelaparan bagi iguana laut - yang panjang tubuhnya telah tercatat selama peristiwa (El Nino) sebelumnya menyusut sebanyak lima sentimeter (1,9 inci). Iguana jantan dapat tumbuh hingga panjang sekitar 1,3 meter (4,2 kaki), sedangkan betina sekitar setengahnya. (AFP/M-3)
FENOMENA alam El Nino yang sedang menyelimuti wilayah Provinsi Aceh sudah berlangsung sekitar tiga bulan.
Di kawasan Desa Dayah Caleue, Kecamatan Indrajaya misalnya, hasil panen kali ini menurun luar biasa.
PENCEMARAN laut dan cuaca ekstrem El Nino menyebabkan hasil tangkapan nelayan di Kota Padang, Sumatra Barat, turun drastis hingga 40 persen.
Di tengah terjadinya fenomena El Nino yang memicu kekeringan di berbagai wilayah Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya anomali yang menarik pada komoditas beras
BPS memperkirakan produksi beras nasional tahun 2024 turun 760 ribu ton atau 2,43% dibandingkan 2023. Kementan meresponsnya dengan mengklaim sudah mengambil langkah mitigasi
Pada periode ini, fenomena El Nino memang menimpa Indonesia. Namun, itu sebenarnya sudah diprediksi sejak akhir 2023.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Studi Nature ungkap pemanasan global tingkatkan fotosintesis darat, tapi lemahkan produktivitas laut. Hal itu berdampak pada iklim dan rantai makanan global.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
Riset terbaru mengungkap pemanasan global membuat ribuan meteorit tenggelam di bawah es Antartika setiap tahun.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved