Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

AI bukan Ancaman, Justru dapat Membantu Pekerjaan Manusia

Adiyanto
09/5/2023 08:46
AI bukan Ancaman, Justru dapat Membantu Pekerjaan Manusia
Ben Goertzel, pakar AI terkemuka bersama robot AI, Desdemona di acara Web Summit Rio 2023(MAURO PIMENTEL / AFP)

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diprediksi dapat menggantikan 80% pekerjaan manusia di tahun-tahun mendatang. Hal itu diungkapkan peneliti AS keturunan Brasil, Ben Goertzel, yang juga seorang pakar AI terkemuka.

Ahli matematika, ilmuwan kognitif, dan pembuat robot terkenal berusia 56 tahun itu adalah pendiri dan kepala eksekutif SingularityNET, grup penelitian yang ia dirikan untuk menciptakan Kecerdasan Umum Buatan atau AGI, kecerdasan buatan dengan kemampuan kognitif manusia.

Dalam wawancara dengan AFP di sela-sela acara Web Summit di Rio de Janeiro, konferensi teknologi tahunan terbesar di dunia, belum lama ini, Gortzel mengatakan bahwa kehadiran AGI tinggal beberapa tahun lagi. Ia juga berbicara tentang upaya-upaya mereka yang menentang penelitian mengenai kecerdasan buatan.

Berikut nukilan wawancara selengkapnya.

Seberapa lama lagi kecerdasan buatan akan memiliki kemampuan kognitif manusia?

Jika kita ingin mesin benar-benar secerdas manusia dan gesit dalam menghadapi hal yang tidak diketahui, mereka harus mampu mengambil lompatan besar di luar pelatihan dan pemograman mereka. Dan saat ini kita belum sampai ke sana. Tapi, saya pikir, ada alasan untuk percaya kita tidak lama lagi akan mencapainya dalam beberapa tahun mendatang.

Apa pendapat Anda tentang perdebatan seputar AI, seperti ChatGPT dan risikonya? Haruskah ada jeda penelitian enam bulan, seperti yang dianjurkan beberapa orang?

Saya tidak berpikir kita harus menghentikannya seolah AI adalah manusia super yang berbahaya. Sistem AI sangat menarik, tetapi mereka tidak mampu melebihi kecerdasan manusia, karena mereka tidak dapat melakukan pekerjaan yang multikompleks.

Menurut saya orang-orang yang mengatakan kita harus menjeda (menghentikan sementara) penelitian tentang AI, sangat aneh. Mengapa kita tidak melarang internet sekalian? Internet juga melakukan hal ini. Internet telah memberi Anda lebih banyak informasi di ujung jari Anda, tapi juga sekaligus menyebarkan omong kosong dan informasi yang salah.

Saya pikir kita harus memiliki masyarakat yang bebas. Dan seperti halnya internet yang tidak boleh dilarang, kita juga tidak boleh melarang AI.

Bukankah potensi AI yang dapat menggantikan pekerjaan manusia merupakan ancaman?

Anda mungkin dapat menghapus sekitar 80% pekerjaan yang dilakukan orang, tanpa memiliki AGI. Bukan dengan ChatGPT. Tetapi dengan sistem semacam itu, yang akan menyusul dalam beberapa tahun ke depan.

Tapi, saya tidak berpikir itu merupakan ancaman. Saya rasa itu justru keuntungan. Orang dapat menemukan hal yang lebih baik untuk dilakukan dalam hidup mereka. Hampir setiap pekerjaan yang melibatkan dokumen harus dapat diotomatisasi.

Apa yang dapat dilakukan robot untuk masyarakat saat ini, dan apa yang dapat mereka lakukan di masa mendatang, jika AGI tercapai?

Anda dapat melakukan banyak hal baik dengan AI. Seperti Grace, (robot perawat) yang kami pamerkan di Web Summit Rio. Di AS, banyak lansia duduk sendirian di panti jompo. Jika Anda menyertakan robot humanoid (yang memiliki kemampuan kognitif seperti manusia), ia akan mampu menjawab pertanyaan, mendengarkan cerita, membantu menelepon anak-anak atau memesan sesuatu secara online, maka Anda telah meningkatkan kehidupan orang lain. Begitu Anda mendapatkan AGI, mereka akan menjadi teman yang lebih baik.

Jika itu yang terjadi AI tidak akan menghilangkan pekerjaan manusia. Karena pada dasarnya, tidak cukup banyak orang yang ingin melakukan pekerjaan menjadi  perawat dan asisten perawat, apalagi di panti jompo.

Saya pikir pendidikan juga akan menjadi pasar yang luar biasa untuk robot humanoid, serta pembantu rumah tangga.

Regulasi apa yang kita perlukan agar AI memiliki dampak positif?

Yang  kita butuhkan saat ini adalah mengembangkan AI untuk melakukan hal-hal yang baik. Dan tata kelola AI, entah bagaimana, menjadi lebih partisipatif di antara populasi kita. Semua hal ini secara teknis mungkin. Masalahnya adalah bahwa perusahaan yang mendanai sebagian besar penelitian AI tidak peduli tentang hal-hal yang baik ini. Mereka hanya peduli tentang memaksimalkan keuntungan para pemegang saham.(AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya