Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Mengintip Produksi Oppo Find N2 Flip

Fathurrozak
05/5/2023 13:09

FIND N2 Flip merupakan lini produk kelas atas dari merek Oppo yang sebentar lagi bakal dirilis secara resmi di Indonesia. Hal yang juga membuat produk ini spesial adalah karena semua unit yang dipasarkan di Indonesia, diproduksi di dalam negeri. Media Indonesia pun berkesempatan untuk turut dalam tur kunjungan pabrik Oppo Indonesia yang memiliki luas kurang lebih 10 hektar di kawasan industri Bayur, Priuk Jaya, Priuk, Tangerang, Banten.

Untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia, Oppo Find N2 Flip diproduksi setidaknya oleh 85 pekerja. Sekitar 65 berada di departemen assembling dan testing, sementara 20 pekerja lainnya khusus menangani pengemasan. Jumlah ini, menurut mereka, lebih banyak bila dibandinkan dengan untuk produksi lini produk Oppo lain yang rerata secara keseluruhan hanya dikerjakan oleh 50 pekerja.

Find N2 Flip diklaim sebagai ponsel kelas atas (flagship) pertama di Indonesia yang diproduksi di dalam negeri. Untuk memenuhi standar yang dituju, Oppo Indonesia pun mendatangkan beberapa mesin baru yang khusus digunakan untuk pengerjaan Find N2 Flip.

Dalam mengerjakan ponsel lipat ini, setidaknya terbagi menjadi tiga bagian besar: assembling, testing (pengujian), dan packaging (pengemasan). Dari ketiga proses tersebut, setidaknya melewati hingga 63 stasiun perakitan. Namun, sebelum masuk ke lini assembling, semua bagian dan unit dilakukan sterilisasi.

“Di assembling, dilakukan di antaranya pemasangan mulai dari flash kamera, foam agar distribusi merata di ponselnya, waterproof foam untuk mendeteksi sudah tercebur ke air atau belum, komponen tulang dan layar eksternal, termasuk pemasangan mainboard,” papar Lead Project Oppo Find N2 Flip M. Rafqi saat menemani media melakukan tur di pabrik, Kamis, (4/5).

Dalam melakukan perakitan, semua pekerja memiliki standar seperti penggunaan baju statis, sarung tangan jari (finger glove), sendal statis, hingga terhubung ke alat yang disebut ‘grounding.’ Semua ini, disebut Rafqi untuk meminimalisasi risiko aliran listrik yang bisa saja timbul.

Dalam proses assembling, juga dipasang boks pengeras suara, antena sinyal, hingga komponen baterai. Lalu akan dilakukan tes sementara untuk mengecek apakah semua komponen sudah teraliri listrik. Tes sementara tersebut melewati mesin. Jika lampu hijau menyala, artinya dapat lanjut ke proses selanjutnya. Namun, ketika lampu merah yang menyala, semua proses harus diulang dari awal.

Setelah itu, akan melewati proses yang menguji kepresisian seluruh komponen yang memakan waktu hingga satu jam. Barulah kemudian melewati proses kedua, pengujian yang tujuannya untuk mengecek mulai dari kalibrasi peranti lunak, komponen audio, fungsi kamera, sampul layar LCD, hingga pengujian menggunakan mesin degassing. Mesin inilah yang diinvestasikan Oppo Indonesia dalam produksi Find N2 Flip di pabrik Indonesia.

“Mesin ini fungsinya memberi tekanan udara pada suhu tertentu. Sehingga udara yang tersisa kalau misal masih ada gelembung-gelembung yang tak kasat mata di LCD, bisa dihilangkan. Karena ini kan ponsel lipat, jadi berbeda dengan ponsel dengan desain pada umumnya. Waktunya kurang lebih 20-30 menit maksimal. Di dalamnya ada tiga kompartemen, yang per kompartemennya memuat 50 unit. Jadi sekali proses bisa mencakup hingga 150 unit,” terang Rafqi.

Dari proses assembling hingga pengujian, setidaknya membutuhkan waktu 1,5 jam untuk memproduksi satu unit Find N2 Flip.

Terakhir, proses pengemasan. Di proses ini di antaranya adalah memasukkan nomor IMEI, memasukkan semua komponen tambahan dalam boks seperti kabel USB, hingga kartu garansi. Termasuk pengemasan menggunakan plastik.

Saat Media Indonesia tiba di stasiun pengemasan, ada bagian boks yang dipisahkan akibat plastik kemasan tidak terpasang secara sempurna oleh mesin, jadi harus diulang. Pada bagian akhir pengemasan juga ada penimbangan untuk mengukur presisi berat dari satu boks. Fungsinya, untuk mendeteksi jika ada bagian yang tertinggal sehingga secara berat kurang, atau justru berat dalam satu boks berlebih dari standar yang telah ditentukan.

Selain melongok proses produksi, Media Indonesia juga berkesempatan melihat proses kontrol kualitas produk di lab. Dalam proses ini, diambil sampel secara acak. Kualitas kontrol di antaranya mengecek fungsi kamera dengan mengetes kualitas gambar yang dihasilkan dengan alat ukur yang telah diatur sedemikian rupa dengan jarak pengambilan gambar berada pada jarak 1 meter.

“Di kualitas kontrol juga dilakukan uji cabut-colok kabel USB hingga lima ribu kali, USB swing yang tujuannya untuk melihat fleksibilitas kabel jika diberi tekanan dari kanan hingga kiri. Drop test, menjatuhkan ponsel dari berbagai sisi dari ketinggian 10 sentimenter sebanyak 10 ribu kali, dan free fall, yaitu menjatuhkan ponsel dari ketinggian satu meter,” terang Defrandi, Head of Quality Oppo Indonesia.

Dalam uji kualitas kontrol tersebut, parameter yang digunakan adalah fungsionalitas dari ponsel. Selain itu, kualitas kontrol yang dilakukan juga berangkat dari pengalaman penggunaan ponsel dalam keseharian.

“Untuk uji folding (engsel), kami lakukan secara manual karena belum ada mesinnya di sini. Ini dilakukan sebanyak 150 ribu kali oleh enam pegawai. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya