Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BANYAKNYA pegiat fesyen Mods di Indonesia yang terdiri dari berbagai kalangan, serta dari berbagai latar belakang sosial dan profesi, membuka peluang bagi produk lokal untuk memproduksi fashion yang tren di Inggris pada akhir 1950-an dan awal 1960-an ini.
Salah satu brand fashion lokal yang melihat peluang ini adalah Wondersoul. Banyaknya peminat peminat fashion bergaya ala Mods di Indonesia, membuat Wondersoul fokus untuk memproduksi pakaian subkultur Inggris tersebut.
“Di 2009, saya hanya berjualan pakaian-pakaian thrifting dari brand luar negeri seperti Fred Perry. Tapi perlahan-lahan banyak masukan dari komunitas pencinta Vespa, pegiat Mods, dan expatriat-expatriat yang ada di Jakarta yang di masa mudanya adalah seorang Mods datang dan menginspirasi bahwa Indonesia harus memiliki brand Mods lokal,” ujar Founder Wondersoul, Iqbal Djoha, saat ditemui di Jakarta Mods Mayday 2023, Senin (1/5).
Baca juga: Revolusi Musik dan Gaya: Menguak Subkultur Mods di Indonesia
Iqbal yang juga penggemar subkultur Mods mengatakan banyaknya peminat fashion Mods di Indonesia menjadi alasannya untuk memenuhi kebutuhan fashion mereka. Bahkan banyak expatriat yang ingin membawa produk Mods khas Indonesia untuk dijadikan buah tangan di negaranya.
“Mereka bangga, lho, jika ternyata subkultur mereka diadaptasi oleh negara lain. Akhirnya setelah perbincangan itu, saya mulai tergerak untuk riset segala kebutuhan yang diperlukan untuk membuat brand sendiri. Butuh dua tahun untuk hal ini terjadi, hingga akhirnya di 2011 tercipta Wondersoul,” ungkap Iqbal, yang mengawali bisnis pakaian pada 2009
Di awal merintis usaha di bidang fashion Mods, Iqbal mengaku kaget bahwa produk miliknya memiliki peminat yang cukup tinggi hingga menginspirasi orang lain menciptakan brand yang serupa.
Baca juga: Siswa SMK asal Kudus Raih Pesanan di Hong Kong Fashion Week
“Banyaknya brand lokal yang memulai bisnis yang sama tidak mengganggu saya, justru saya menyimpulkan bahwa potensi bisnis pakaian subkultur Inggris ini bagus dan memiliki peminat yang banyak. Dengan adanya kompetitor saya tidak merasa dirugikan, karena pasar dan peminat akan selalu ada,” jelas Iqbal.
Menurut Iqbal, produk lokal Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan produk luar negeri, terutama jika memiliki kualitas, desain, harga, dan pelayanan yang baik.
“Daripada membeli produk second luar negeri yang kualitasnya sudah tak begitu bagus dan harganya terus tinggi, lebih baik menggunakan produk lokal yang baru dan kualitasnya tak kalah bagus. Bahkan bisa dipakai sehari-hari tidak hanya saat ada event Mods dan semacamnya,” terangnya.
“Di 2019, saya merasa jika orang-orang makin gila untuk mencari tau apa itu Mods, mulai dari cara berpakaian, musik, dan acara-acara besarnya. Jadi saya melihat, walaupun market Wondersoul niche, tapi tetap dicari-cari.” lanjut Iqbal.
Untuk menjaga agar Wondersoul dapat bertahan dalam jangka panjang, Iqbal terus berinovasi dan mengembangkan produk dengan menyesuaikan trend dan kebutuhan dari target pembelinya.
“Awalnya, saya memang fokus hanya di fesyen Mods, tapi perkembangan fashion dan styling terus berubah hingga saya harus menyesuaikan hal-hal itu untuk bertahan. Akhirnya saya memutuskan agar lebih lentur supaya bisa diterima masyarakat luas. Hal itu juga yang saya terapkan di saat pandemi melanda,” ucapnya.
“Saat pandemi ‘kan banyak, ya, orang yang gak mau mengeluarkan cost besar hanya untuk fashion, akhirnya di situ saya berpikir harus menciptakan produk yang bisa digunakan semua kalangan tidak hanya pegiat Mods saja, juga dengan harga yang terjangkau. Jadi di saat market utama gak beli produk saya, tapi ada market baru yang akan beli. Inilah cara saya berkembang saat pandemi melanda,” ungkap Iqbal.
Wondersoul tidak hanya memasarkan produknya melalui penjualan, tetapi juga dengan mengadakan kegiatan Wondersoul Weekender, sebuah acara yang menampilkan kegiatan musik yang masih menggunakan vinyl records, serta kegiatan bervespa dan bergaya sesuai dengan taglinenya, "The Style, Sounds & Scooters".
Melalui kegiatan seperti ini, Wondersoul tidak hanya menciptakan sebuah merek, tetapi juga memperkuat komunitas yang terlibat dan membangun hubungan yang lebih erat dengan para pelanggan mereka.
Tahun ini, Wondersoul dipercayai untuk mengadakan pameran fashion di acara Jakarta Mods Mayday 2023.
Tidak sendirian, Wondersoul mengajak beberapa brand serupa seperti Gingham Box, Alfie, James Boogie, Indiesch, Rosemolly, The Jam, dan Workers Junior Stuff (WJS).
“Kalau hanya Wondersoul, buat saya rasanya seperti berjualan saja, tidak ada nilai pengetahuan dan edukasinya di acara ini. Akhirnya saya berinisiatif mengundang brand lain yang serupa untuk turut berpartisipasi. Semua merespon dengan positif. Karena sesama brand lokal harus saling support, apalagi fashion Mods belum dikenal banyak oleh masyarakat umum, namun dengan berkolaborasi seperti ini, produk-produk lokal dengan konsep fashion Mods bisa lebih dikenal banyak orang,” tutup Iqbal. (Z-1)
Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Penguatan identitas sebagai sebuah bangsa juga mampu menumbuhkan kohesi sosial yang bisa menjadi pendorong untuk mengakselerasi proses pembangunan.
ADA hal yang menarik dalam penyelenggaraan Indonesia Fashion Week 2025. Desainer fesyen, Eni Joe, menjadikan ajang tersebut sebagai ruang edukasi budaya.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, TGC dikenal sebagai acara hiburan terbesar yang memadukan fesyen, musik, budaya pop, dan selebritis dari berbagai bidang dalam satu panggung yang sama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved