Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Asosiasi pemilik bioskop di Amerika Serikat yakin bahwa raksasa teknologi Apple dan Amazon yang sebelumnya berfokus pada layanan streaming sekarang berkomitmen untuk menampilkan film mereka di layar lebar.
Acara CinemaCon yang digelar pekan ini di Las Vegas, tempat para pemilik rantai multipleks dan bioskop berkumpul setiap tahun, berlangsung dalam suasana optimis, setelah tiga tahun bisnis mereka dihantam oleh pandemi dan pesatnya peningkatan layanan streaming.
Di masa-masa kelam itu, sekitar 2000 bioskop AS terpaksa ditutup selamanya, sementara studio konvensional Hollywood seperti Warner dan Disney lebih mengutamakan film-film andalan mereka ditayangkan secara streaming di HBO Max dan Disney+.
Namun, sejak bioskop dibuka kembali, Apple dan Amazon pun mulai gembira film-film mereka seperti Air, Napoleon, dan Killers of the Flower Moon, diperpanjang penayangannya di bioskop.
Kedua raksasa teknologi itu dilaporkan masing-masing berencana menghabiskan US$1 miliar per tahun untuk mengutamakan film-film mereka tayang di bioskop.
"Saya pikir komitmen mereka terhadap pengalaman teatrikal luar biasa," kata Michael O'Leary, yang baru saja terpilih sebagai Presiden Asosiasi Pemilik Bioskop Amerika Serikat atau National Association of Theatre Owners (NATO), minggu ini.
"Kami senang melihat ke mana arahnya. Kami yakin mereka berkomitmen pada bisnis ini."
Menurut O'Leary, ada pengakuan bahwa film yang dirilis di bioskop terlebih dahulu pada akhirnya akan lebih sukses di streaming. "Orang-orang ingin mengetahui apa yang diputar di bioskop, dan mereka cenderung menonton sesuatu di layanan streaming setelah diputar di bioskop," katanya.
"Ada pengakuan tidak hanya di pasar, tetapi juga di Wall Street (bursa saham), bahwa Anda harus memiliki elemen yang memungkinkan Anda menghasilkan keuntungan. Dan ruang teater (bioskop) adalah salah satu tempat di mana Anda bisa melakukannya," kata O’Leary
Netflix
Namun, industri ini menghadapi tantangan mendesak di depan. Salah satu penolakan nyata terhadap bioskop adalah Netflix. Netflix menghabiskan sekitar US$17 miliar untuk konten orisinal per tahun -- jauh lebih banyak daripada Amazon atau Apple, dan sebagian besar filmnya tidak pernah diputar di bioskop sama sekali.
"Jika sebuah perusahaan memutuskan bahwa mereka tidak ingin melakukan itu, itu adalah keputusan mereka. Saya tidak setuju dengan itu, tetapi kami berharap mereka baik-baik saja," kata O'Leary.
Sejauh ini, beberapa jaringan bioskop terbesar di dunia tetap berada dalam kesulitan keuangan. Cineworld tahun lalu mengajukan pailit, dan AMC yang terlilit utang harus menjual saham untuk mendapatkan uang tunai.
O'Leary menyalahkan kondisi ekonomi global dan dampak pandemi. "Kesulitan yang muncul tidak terjadi dalam semalam, dan belum tentu bisa diselesaikan dalam semalam. Ini jelas bukan saatnya untuk menyombongkan diri," ujarnya. (AFP/M-3)
Anami Films resmi memperkenalkan film horor terbarunya berjudul Labinak: Mereka Ada di Sini, yang mengangkat kisah kanibalisme dalam balutan thriller psikologis.
Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah (2025) menyajikan kisah emosional tentang perjuangan ibu tunggal dan dinamika keluarga yang penuh luka dan cinta.
Bertaut Rindu tayang di bioskop! Kisah remaja & keluarga yang hangat, mengharukan, dan penuh makna. Saksikan hari ini & nikmati promo spesialnya!
PT Nusantara Sejahtera Raya (Cinema XXI) berhasil membukukan pendapatan Rp2,8 triliun dengan laba bersih sebesar Rp324 miliar pada semester I 2025.
Film animasi Panji Tengkorak menggabungkan elemen laga, mitologi, dan drama emosional dengan visual animasi yang modern dan dinamis.
FILM perang biasanya identik dengan deru senjata, ledakan, dan aksi pertempuran penuh adrenalin. Namun, film Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian, yang tayang mulai hari ini, (24/7) di bioskop,
Film ini dipresentasikan di Project Market NAFF It Project di Bucheon Fantastic Film Festival 2024 dan baru saja menyelesaikan proses syutingnya. Film ini dijadwalkan rampung pada awal 2025.
Bagi Shenina, memerankan karakter May adalah seperti bertemu dengan jodoh yang sudah ditakdirkan.
Dibintangi oleh sebagian besar para pemeran yang berdarah Indonesia Timur dengan cerita yang ditulis dan disutradarai oleh kreator berdarah Indonesia Timur.
Mothernet masuk ke tahap produksi; diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, Ringgo Agus Rahman dan Ali Fikry.
Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menghadirkan cerita dengan latar belakang budaya Tionghoa dan tradisi pernikahan arwah.
Film ini berkisah tentang teror mengerikan yang terjadi di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved