Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebuah gua di Prancis selatan telah mengungkap bukti penggunaan pertama busur dan anak panah di Eropa oleh manusia modern sekitar 54 ribu tahun yang lalu, jauh lebih awal dari yang diketahui sebelumnya.
Di tempat itu, para arkeolog menganalisa berbagai temuan artefak peninggalan nenek moyang manusia modern itu, salah satunya adalah batu api (semacam mata panah) dan beberapa tulang hewan dan manusia. Hasil penelitian itu telah diterbitkan di jurnal Science Advances, (Rabu 22/2).
Bukti tertua sebelumnya tentang aktivitas memanah di Eropa adalah penemuan busur dan anak panah di rawa gambut di Eropa Utara, khususnya wilayah Stellmoor di Jerman, yang berusia 10 hingga 12 ribu tahun. Sejauh ini, penggunaan busur dan anak panah tertua telah didokumentasikan di Afrika yakni sekitar 70 ribu tahun yang lalu.
Temuan bukti terbaru penggunaan busur dan anak panah di Eropa berasal dari tempat penampungan batu Mandrin yang menghadap ke lembah tengah Sungai Rhone di Prancis selatan. Situs Grotte Mandrin, yang pertama kali digali pada tahun 1990, terdiri dari sejumlah lapisan yang menyimpan jejak arkeologi yang berusia lebih dari 80 ribu tahun.
Para peneliti yang melakukan studi terbaru telah mendokumentasikan sebelumnya bahwa Neanderthal dan "sepupu" modern mereka - Homo sapiens – secara bergantian menghuni gua di wilayah tersebut.
Menurut tim peneliti, tingkatan yang dikenal sebagai "Lapisan E" di gua itu dikaitkan dengan keberadaan Homo sapiens sekitar 54 ribu tahun yang lalu, dan diselingi di antara berbagai lapisan jejak pekerjaan/aktivitas Neanderthal.
Para peneliti melakukan analisa fungsional artefak batu api (mirip mata panah) yang ditemukan di Lapisan E yang dieksekusi lebih halus daripada titik dan bilah di lapisan atas dan bawah. Titik batu kecil adalah kuncinya karena elemen lain dari teknologi panahan seperti kayu, serat, kulit, resin, dan jarang terawetkan di situs Paleolitik Eropa tersebut.
Untuk penelitian ini, para peneliti mereproduksi titik batu api kecil yang ditemukan di dalam gua, beberapa di antaranya lebih kecil dari keping uang satu sen AS, dan menembakkannya sebagai mata panah dengan replika busur ke hewan yang telah mati.
"Kami tidak bisa melemparkan mereka ke hewan dengan cara lain selain dengan busur karena mereka terlalu kecil dan terlalu ringan," kata Laure Metz dari Universitas Aix Marseille, salah satu penulis studi bersama dengan Ludovic Slimak dari Universitas Toulouse.
"Kami harus menggunakan tenaga penggerak semacam ini," kata Metz kepada AFP. "Satu-satunya cara agar itu berhasil adalah dengan busur."
Fraktur (retakan/pecahan) pada titik batu api dibandingkan dengan bekas luka pada artefak yang ditemukan di dalam gua, membuktikan bahwa mereka digunakan sebagai mata panah, kata para peneliti. "Kebanyakan adalah fraktur benturan, meski tidak semua" kata Metz.
Pertemuan Neanderthal
Metz mengatakan bukti menunjukkan bahwa Neanderthal dan Homo Sapiens yang tinggal di gua kemungkinan besar bertemu di beberapa titik , meskipun ia tidak tahu sifat pertemuan itu, apakah baik-baik saja (tanpa keributan atau perkelahian) atau tidak.
Menurut Metz, Neanderthal yang mendiami situs Mandrin terus menggunakan senjata tradisional, seperti tombak yang ditusuk atau dilempar dengan tangan dan tidak mengembangkan senjata yang digerakkan secara mekanis.
“Tradisi dan teknologi yang dikuasai oleh kedua populasi ini sangat berbeda, menggambarkan keunggulan teknologi yang luar biasa bagi populasi modern selama ekspansi mereka ke benua Eropa,” kata para peneliti.
Metz mengatakan penghuni gua biasanya berburu kuda, bison, dan rusa. Bukti itu berdasarkan tulang binatang yang ditemukan di gua tersebut. (AFP/M-3)
Sejumlah tungku Romawi yang terbuat dari bata lumpur dan tembok besar peninggalan zaman Akhir Mesir Kuno baru-baru ini ditemukan di Avenue of Sphinxes di Kota Luxor, Mesir.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Dalam kasus Stonehenge yang dibangun sekitar 5.000 tahun lalu di Dataran Salisbury di barat daya Inggris, amplifikasi dapat membantu komunikasi dan meningkatkan suara musik.
Meskipun posisi sinistral pedang masih agak membingungkan, satu teori ialah Viking menganggap akhirat sebagai bayangan cermin dari dunia nyata.
Dionysus dikatakan telah menyembunyikan identitas dan kekuatan sesungguhnya. Daskyleion terletak di tepi Danau Manyas di Distrik Bandirma, Balikesir.
Kapal itu diluncurkan pada 1927 dan dilengkapi dengan sembilan senjata 15 sentimeter. Panjangnya 570 kaki (174 meter) dan bisa mencapai kecepatan tertinggi 32 knot (37 mph atau 59 km
Analisa terhadap gigi purba telah menunjukkan bahwa nenek moyang terakhir dari kedua spesies mungkin telah ada 400.000 tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya
Manusia modern, Homo sapiens, pertama kali berevolusi di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu sebelum bermigrasi ke berbagai belahan dunia.
Lantas di manakah Meganthropus paleojavanicus ditemukan dan seperti apa bentuk serta ciri-cirinya? Berikut penjelasan lengkap yang dirangkum dari berbagi macam sumber.
Diperkirakan homo soloensis ialah evolusi dari Pithecanthropus mojokertensis yang hidup sekitar 117 hingga 108 ribu tahun lalu pada Zaman Pleistosen Akhir.
Sekitar 40.000 tahun yang lalu, Homo sapiens muncul dari Afrika menggantikan Neanderthal, yang telah hidup di Eurasia barat selama ratusan ribu tahun.
Dan itu berbeda dengan fosil manusia purba di Sangiran yang berusia 1,5 juta tahun yang perkembangan manusia purbanya berasal dari Afrika.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved