Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tengkorak Anak 140.000 Tahun di Israel Diduga Hibrida Homo Sapiens dan Neanderthal

Thalatie K Yani
13/7/2025 14:15
Tengkorak Anak 140.000 Tahun di Israel Diduga Hibrida Homo Sapiens dan Neanderthal
Studi terbaru mengungkap tengkorak anak dari Gua Skhul, Israel, menunjukkan ciri Homo sapiens dan Neanderthal.(Israel Hershkovitz/Tel Aviv University)

STUDI terbaru mengungkap kemungkinan salah satu pemakaman manusia tertua di dunia—yang menyimpan sisa-sisa tengkorak seorang anak—bisa jadi merupakan hasil persilangan antara manusia modern (Homo sapiens) dan Neanderthal.

Para peneliti menganalisis tengkorak dari situs pemakaman berusia 140.000 tahun di Gua Skhul, Gunung Karmel, Israel. Hasil pemindaian CT menunjukkan bahwa bagian tempurung otak (neurokranium) milik anak tersebut memiliki ciri-ciri Homo sapiens, sementara rahangnya (mandibula) menyerupai Neanderthal. Kombinasi ini memicu dugaan bahwa individu ini merupakan hibrida antara dua spesies manusia purba.

Debat Panjang Identitas Penghuni Gua Skhul

Sisa-sisa manusia dari Gua Skhul pertama kali ditemukan hampir seabad lalu, pada 1928. Situs ini dikenal sebagai salah satu lokasi pemakaman manusia tertua yang terorganisir, di mana para arkeolog menemukan kerangka tujuh orang dewasa dan tiga anak yang dikubur secara sengaja, serta tulang belulang dari 16 individu lainnya.

Selama bertahun-tahun, fosil dari gua ini dianggap sebagai Homo sapiens awal. Namun, dalam studi baru yang dimuat di jurnal L’Anthropologie edisi Juli-Agustus, para peneliti menyatakan tengkorak anak yang dikenal sebagai Skhul I tak bisa lagi diklasifikasikan sepenuhnya sebagai Homo sapiens.

Menurut Anne Dambricourt Malassé, paleoantropolog dari CNRS dan Museum Sejarah Alam Nasional Prancis, struktur rahang anak tersebut terlalu mirip Neanderthal untuk dianggap hanya sebagai variasi dalam Homo sapiens. Ia menyebut temuan ini sebagai bukti objektif adanya persilangan antarspesies.

Namun, tidak semua ilmuwan sependapat. Chris Stringer, ahli paleoantropologi dari Natural History Museum di London, menyatakan meski rahang tampak primitif, secara keseluruhan kerangka tetap lebih dekat ke Homo sapiens. Ia menambahkan studi ini sejalan dengan temuan lain pada 2024 yang menunjukkan adanya pertukaran gen antara manusia modern dan Neanderthal sekitar 100.000 tahun lalu.

“Meskipun mungkin bukan hibrida generasi pertama, sangat mungkin bahwa fosil dari Skhul mencerminkan adanya aliran gen antar populasi,” kata Stringer.

Masih Butuh Bukti Genetik

John Hawks, antropolog dari University of Wisconsin-Madison, mengatakan walau penelitian ini meningkatkan pemahaman terhadap anatomi tengkorak, identifikasi pasti sebagai hibrida hanya bisa dipastikan lewat analisis DNA.

“Populasi manusia memang sangat bervariasi secara alami, jadi bentuk fisik yang unik belum tentu berasal dari pencampuran genetik dengan Neanderthal,” ujarnya.

Saat ini diketahui manusia modern pernah kawin silang dengan Neanderthal, dan sebagian besar manusia masa kini memiliki 1% - 3% DNA Neanderthal. Namun, rincian interaksi tersebut dan hubungan dalam pohon keluarga manusia purba masih terus diteliti.

Siapa Anak Purba dari Skhul Ini?

Tengkorak Skhul I diyakini milik seorang anak perempuan berusia sekitar 3 hingga 5 tahun. Bagian tengah wajah dan dasar tengkorak hilang, sementara sisanya ditemukan dalam potongan-potongan yang telah direkonstruksi menggunakan plester pada masa lalu, menyulitkan penelitian modern.

Beruntung, teknologi CT scan memungkinkan tim peneliti untuk “membersihkan” virtual plester tersebut dan membandingkan bentuk tengkorak dengan spesimen manusia purba lainnya.

Fitur modern dari Homo sapiens terlihat pada orientasi vertikal tulang di dasar tengkorak, sedangkan tidak adanya dagu—ciri khas Neanderthal—terlihat jelas pada rahang anak tersebut.

Apa Artinya Temuan Ini?

Jika benar anak ini merupakan hasil persilangan, maka interaksi antara manusia modern dan Neanderthal terjadi jauh lebih awal dari yang selama ini diperkirakan, dan pemakaman di Gua Skhul menjadi bukti penting hubungan genetik tersebut.

Bagi para ilmuwan, temuan ini menjadi petunjuk baru dalam menyusun ulang sejarah evolusi manusia dan hubungan kompleks antar spesies yang hidup berdampingan puluhan ribu tahun lalu. (Live Science/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya