Rabu 16 November 2022, 21:02 WIB

Sebelum Jadi Siniar Hit, Rintiksedu Rekaman di Dalam Lemari

Fathurrozak | Weekend
Sebelum Jadi Siniar Hit, Rintiksedu Rekaman di Dalam Lemari

MI/Fathurrozak
Tsana (Rintiksedu) kedua dari kiri.

 

Perjalanan Tsana (Nadhifa Allya Tsana) dalam mengembangkan kekayaan intelektualnya, Rintik Sedu cukup berliku. Meski kini akun Instagram @rintiksedu sudah diikuti oleh 2,5 juta pengikut, saat perjalanan awal Tsana sempat membuat akun baru yang dikelola olehnya untuk mengikuti akun bikinannya.

Namun, seiring berjalannya waktu, kini Rintiksedu mendapat tempat dan punya audiensnya. Tsana mulai menulis pada 2015. Beberapa bukunya yang kemudian populer adalah Geez dan Ann yang diadaptasi ke webseries.

Pada tahun itu pula dirinya mulai mengembangkan siniar (podcast). Baginya, medium podcast menjadi wahana yang tepat ketika ia tidak ingin menampilkan wajahnya.

“Bisa curhat macam-macam, enggak harus rapi, yang penting cerita. Ditambah kalau podcast itu enggak ada maksimal durasi,” kata Tsana saat mengisi sesi gelar wicara bertajuk Podcast Suara Gen Z, yang menjadi rangkaian program All Ears Spotify di The Hall, mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu, (16/11).

“Aku bahkan di awal-awal itu rekaman cuma pakai ponsel. Terus masuk ke lemari baju. Karena enggak tahu ini akan serius. Jadi kalau belum serius ya kenapa harus pakai alat-alat yang ribet,” kenangnya tentang masa awal rekaman siniar Rintiksedu.

Salah satu cara Tsana dalam mengembangkan pengikutnya di media sosial pun terbilang cukup ‘mengangetkan.’ Rupanya ia sempat berada di fase ‘caper’ dengan meninggalkan jejak di kolom komentar unggahan para figur publik.

“Pertumbuhan Rintiksedu itu cukup lumayan lama dan melelahkan nungguinnya. Mulai dari 2015, bikin Instagram, saat itu kan masih jarang yang postingannya cuma tulisan. 2015 enggak ada follower. Jadi aku bikin akun lain, untuk follow akun Rintiksedu. Ada lah, sampai aku bikin tiga-empat akun lain. Lama-lama merasa enggak ada hasil, tapi juga sayang kalau berhenti. Jadi aku pakai cara lain, caper di komentar akun-akun artis, minta follow. Dari situ orang-orang kemudian klik profil Instagram Rintiksedu,” cerita Tsana.

Kini, di platform streaming Spotify, podcast Rintiksedu menjadi andalan di pemeringkatan. Kanal itu selalu nangkring di nomor atas. Dari data yang dipaparkan di sesi Memahami Data dan Tren Podcast di Indonesia oleh Lead Data Scientist, Freemium, Analytics Spotify Ahsass Chawla, podcast Rintiksedu juga yang paling banyak dibagikan di media sosial.

“Aku rasa dari podcast Rintiksedu, impaknya terasa baik di diriku dan pendengarnya. Aku merasa ada teman yang mendengarkan, atau dari pendengar bisa saja mereka bisa mendengarkan cerita yang and nggak semua orang bisa ceritakan. Bisa menyuarakan perasaan yang terpendam. Seperti ketika di episode aku cerita tentang kucingku yang meninggal, itu helpfull. Bisa mengekspresikan kesedihan di podcast, membantuku banget,” lanjut Tsana.

Tsana melanjutkan, satu hal yang perlu diperhatikan saat akan membuat kanal podcast, adalah buang jauh rasa malu.

“Mungkin ada perasaan, siapa sih gue kok membagikan cerita? Emangnya ada yang peduli? Tapi menurutku orang enggak harus peduli, yang penting diceritakan saja.” (M-2) 

Baca Juga

MI/Devi Harahap

Kolaborasi jadi Kunci Pengembangan Industri Kreatif

👤Devi Harahap 🕔Senin 02 Oktober 2023, 08:33 WIB
Kolaborasi menjadi unsur paling penting dalam memajukan sineas...
MI/Fathurrozak

Cerita Sukses Animasi Vernalta Punya Massa di Medsos

👤Ftahurrozak 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 06:01 WIB
outube menjadi medium media sosial pertama Vernando membagikan video animasi...
MI/Tiyok

Jon Bodo: Ingin Jadi Atlet

👤Tiyok 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 05:00 WIB
JON aku ingin jadi atlet bulu...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya