Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Festival internasional musik etnik tahun ini memasuki gelaran ketiga. Acara yang berlangsung selama dua hari pada 7-8 November ini diisi dengan serangkaian diskusi dan pertunjukan musik tradisi dari beberapa daerah Indonesia dan musik tradisi Amerika Latin (Ekuador dan Meksiko).
“Sesuai dengan semangat kami di komite musik DKJ, kami mau memperlihatkan sisi positif musik tradisi. Ternyata masih banyak penerusnya. Dan yang paling penting ada yang mau eksplor. Bahkan kalau di internasional, musik tradisi/etnik Indonesia selalu dilirik terus,” kata Ketua Komite Musik DKJ Adra Karim dalam konferensi pers yang berlangsung pada Senin, (7/11), di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Komite Musik DKJ melanjutkan, mereka memang melihat musik tradisi masih banyak memiliki tantangan. Sehingga perlu dicarikan solusi bersama-sama. Dengan gelaran festival musik etnik ini, diharapkan musik tradisi menjadi lebih ramah bagi publik dan bisa menjadi inspirasi bagi para komposer internasional.
“Kami mengundang line-up yang menarik dari berbagai genre musik tradisional. Baik yang mereka berusaha untuk mengkonservasi, merawat (musik) tradisi, sampai yang mengembangkan bentuknya sedemikian rupa seperti yang dilakukan kelompok Riau Rhythm,” lanjut anggota komite musik DKJ Imam Firmansyah.
Dalam dua hari, mereka yang akan tampil adalah Sinar Baru, kelompok gambang kromong asal Bogor, Rapai Pase (Aceh), Timur Jauh, Kadapat, dan Riau Rhythm. Selain itu, juga ada kelas tentang musik tradisi Ekuador dan Meksiko yang akan dibawakan Christina Duque, Leon Gilberto Medellin, dan Victorhugo Hidalgo.
“Kami terdiri dari dua orang. Kadapat sebagai wadah keresahan dan ruang untuk kami memperluas proyeksi terhadap gamelan. Kami mencoba menyentuh ruang yang belum pernah tersentuh oleh gamelan. Seperti sudut pandang orang Bali yang sulit membayangkan gamelan bisa bermain di ruang underground seperti bar-bar. Karena gamelan Bali erat kaitannya dengan ritual. Justru kami berharap bisa menimbulkan perspektif baru dan memperluas ruang eksplorasi di gamelan,” kata Barga Naga dari Kadapat.
Kadapat akan membawakan album pertama mereka yang dirilis tahun ini pada hari kedua festival musik etnik, Selasa, (8/11).
“Ini terinspirasi dari fenomena black magic dan urban legend Indonesia. Kami coba interpretasikan mistis dengan pengalaman imajinatif dan auditif kami dengan tafsir yang luas. Kami dengan jegog dan (gamelan) gender wayang (pengiring wayang di Bali),” lanjut Barga.
Jadwal festival musik etnik bisa dilihat di media sosial DKJ dan instagram @ethnicmusicfest. (M-2)
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung International BNI Java Jazz Festival 2025 melalui aktivitas wondr Treasure Hunt.
Festival kali ini diselenggarakan pada 25 Mei 2025 di Sarinah Thamrin, Jakarta dan juga dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2025.
Selain pameran seni, kegiatan ini juga meliputi lokakarya, pasar kreator, permainan, dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit anak-anak.
WACANA pembentukan Kementerian Kebudayaan kembali menghangat di tengah polemik penambahan susunan kabinet presiden terpilih Prabowo Subianto. Sejumlah penggiat dan pemerhati kebudayaan
KABAR duka menyelimuti keluarga vokalis Barasuara, Iga Massardi. Ayah Iga, Yudhistira ANM Massardi meninggal dunia. Berita duka tersebut salah satunya dikonfirmasi
Kelas tata cahaya bertajuk "Kelas Pecahin" yang terbagi menjadi dha kelas, yaitu kelas dasar tata cahaya dan kelas lanjutan – pelatihan GrandMa3.
KOMITE Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) untuk pertama kalinya menggelar Sayembara Menulis Kritik Film DKJ 2023 dengan total hadiah puluhan juta rupiah. Sayembara dibuka 7 April-26 Mei 2023.
Kini, Kineforum menempati gedung Planetarium, di lantai empat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved