Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
Sebuah tinjauan dari 26 penelitian menemukan manfaat musik pada kesehatan mental serupa dengan olahraga dan penurunan berat badan Para pencinta musik mungkin telah mengetahui hal ini, tetapi sekarang para ilmuwan telah mengonfirmasi secara empiris bahwa musik memang baik untuk kesehatan mental kita.
Musik, tulis mendiang ahli saraf Oliver Sacks, memiliki kekuatan unik untuk mengekspresikan keadaan atau perasaan batin manusia. Musik dapat menembus hati secara langsung, tanpa perlu mediasi.
Sebuah analisis baru secara empiris mengonfirmasi bahwa bernyanyi, bermain, atau mendengarkan musik dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.
Seperti dilansir The Guardian, Rabu (23/3), sebuah tinjauan dari 26 studi yang dilakukan di beberapa negara termasuk Australia, Inggris, dan AS telah menemukan bahwa musik dapat memberikan dorongan yang signifikan secara klinis untuk kesehatan mental. Tujuh dari penelitian melibatkan terapi musik, 10 melihat efek mendengarkan musik, delapan meneliti bernyanyi, dan satu mempelajari efek musik gospel.
Analisis, yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association Network Open, mengkonfirmasi bahwa pengaruh musik terkait dengan peningkatan kesejahteraan mental yang diukur secara kuantitatif melalui data survei kualitas hidup standar. Efeknya serupa apakah orang itu bernyanyi, bermain, atau mendengarkan musik.
Penulis meta-analisis menunjukkan bahwa manfaat musik untuk kualitas hidup setara dengan peningkatan kesehatan mental karena berolahraga dan program penurunan berat badan.
“Penelitian di masa depan diperlukan untuk mengklarifikasi intervensi dan dosis musik yang optimal untuk digunakan dalam skenario klinis dan kesehatan masyarakat tertentu,” kata para penulis, seraya menekankan bahwa ada variasi individu yang substansial dalam tanggapan terhadap pengaruh musik di seluruh studi yang dianalisis.
“Banyak dari kita tahu dari pengalaman pribadi betapa mendalamnya pengaruh musik pada kesehatan mental,” kata Kim Cunio, seorang profesor dan penyelenggara musikologi di Australian National University, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Studi ini. Kata Kim, membuat hubungan antara pengalaman pribadi kita dan kumpulan data penelitian peer-review yang berkembang, menjadikan musik sebagai faktor utama yang memengaruhi sistem kesehatan kita.
“Kita semua ahli dalam musik karena kita telah menghabiskan ribuan jam mendengarkan musik, mengkodifikasikannya di otak kita, dan menanggapinya. Apakah mengherankan ketika kita mendengarkan musik, sesuatu yang luar biasa terjadi? ujar Kim.
“Ketika saya merasa bahwa segalanya agak sulit, saya beralih ke musik seperti yang kita semua lakukan. Terkadang musik itu adalah gema yang disengaja dari apa yang saya rasakan ... muram dan sedih. Tetapi terkadang saya membutuhkan musik dengan perasaan yang sama sekali berbeda yang dapat membuat saya keluar dari ruang itu,” imbuhnya. (M-4)
Program pemberdayaan bagi sobat jiwa digelar demi menghilangkan stigma, memberikan pelatihan, dan membuka peluang kerja. Dampaknya sudah nyata.
RIA Ricis dikabarkan menjalani perawatan di Korea sebagai bentuk self reward. Ricis merasa bahagia dengan hasil yang ia dapat setelah menjalani perawatan. Ia tampak lebih glowing.
KESEHATAN mental sering menjadi bahan seminar, tetapi jarang menjadi agenda nyata di ruang-ruang rapat sekolah.
Studi terbaru menunjukkan memelihara kucing dapat mengurangi stres, memperkuat kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi kesehatan fisik.
Ilmuwan Tiongkok menemukan cara mengubah stem cell atau sel punca manusia menjadi sel otak penghasil dopamin.
Penting bagi keluarga maupun orangtua yang memiliki remaja bisa memahami perubahan perilaku remaja agar bisa mendeteksi dini jika anak mereka mengalami masalah kesehatan mental.
Penggunaan pacar AI di platform seperti Character.AI makin populer, tetapi pakar memperingatkan risikonya.
Cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga ilmiah. Pelajari efek hormon ini saat jatuh cinta dan patah hati.
Studi terbaru menunjukkan memelihara kucing dapat mengurangi stres, memperkuat kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi kesehatan fisik.
Konferensi internasional psikologi ulayat kali ini menjadi istimewa karena sekaligus memperingati 100 tahun kontribusi ilmiah psikolog ternama Albert Bandura.
Ingin minta maaf dengan tulus? Ini panduan minta maaf dari para ahli.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved