Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Sebuah penelitian terbaru menyebutkan orang-orang yang memandang dunia dengan optimis dapat hidup lebih sehat dan lebih lama karena mereka lebih sedikit menghadapi stres.
Bagaimana sikap optimis meminimalkan dosis stres mereka tidak jelas, tetapi para peneliti percaya mereka mampu menghindari perdebatan yang tidak perlu, dapat menjaga emosi ketika terjebak kemacetan lalu lintas, dan hal-hal negatif lainnya.
Studi sebelumnya telah menemukan bukti bahwa orang yang optimis hidup lebih lama dan lebih sehat, tetapi para peneliti tidak sepenuhnya memahami mengapa sikap tersebut dapat berkontribusi pada penuaan yang sehat.
"Mengingat penelitian sebelumnya yang menghubungkan optimisme dengan umur panjang, penuaan yang sehat, dan risiko penyakit utama yang lebih rendah, sepertinya langkah logis berikutnya untuk mempelajari apakah optimisme dapat melindungi terhadap efek stres di antara orang dewasa yang lebih tua," kata Dr Lewina Lee, seorang psikolog klinis. di Sistem Kesehatan Boston Urusan Veteran dan asisten profesor psikiatri di Universitas Boston, seperti dilansir The Guardian, Senin (7/3).
Lee dan rekan-rekannya menganalisis informasi yang diberikan oleh 233 pria yang setidaknya berusia 21 tahun ketika mereka mendaftar di Studi Penuaan Normatif Urusan Veteran AS antara tahun 1961 dan 1970. Survei pada 1980-an dan 90-an menilai tingkat optimisme pria.
Antara 2002 dan 2010, mereka kemudian menyelesaikan hingga tiga entri buku harian selama delapan hari yang mencatat suasana hati mereka dan situasi stres apa pun yang mereka hadapi.
Para peneliti menduga orang yang optimis mungkin mampu bangkit lebih cepat daripada orang pesimis, dan kembali ke suasana hati yang baik lebih cepat setelah peristiwa yang membuat mereka stres. Tetapi data tidak mendukung hal ini.
"Kami menemukan bahwa pria yang lebih optimis melaporkan memiliki lebih sedikit stres harian, yang sebagian menjelaskan tingkat suasana hati negatif mereka yang lebih rendah," kata Lee.
"Itu menunjukkan kepada kami bahwa mungkin pria yang lebih optimis membatasi paparan mereka pada situasi stres, atau bahwa mereka cenderung tidak menganggapi atau bahkan tidak menganggap itu stres."
Meskipun penelitian yang diterbitkan dalam Journals of Gerontology itu berfokus pada pria yang lebih tua, Lee berharap temuan ini juga berlaku untuk perempuan yang lebih tua. “Sedikit yang diketahui tentang perbedaan usia dalam peran optimisme dalam kesehatan.”
“Salah satu cara untuk menjadi lebih optimis adalah dengan mengembangkan kesadaran tentang bagaimana kita bereaksi secara internal atau menilai suatu situasi,” tambah Lee.
Prof Andrew Steptoe, kepala ilmu perilaku dan kesehatan di UCL, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan, orang yang optimis dapat menjalani kehidupan yang lebih santai daripada orang yang selalu bersikap pesimis.
“Mereka mungkin lebih mudah bergaul daripada orang yang pesimis, sehingga mereka lebih jarang terlibat konflik, misalnya. Atau mereka mungkin cenderung tidak menganggap kejadian sehari-hari sebagai stres,” ujarnya. (M-4)
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
Strategi ini dinilai mampu melengkapi kebijakan pengendalian tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih rendah risiko bagi perokok dewasa yang belum siap berhenti dari kebiasaannya.
Berjalan mundur ternyata memiliki banyak manfaat kesehata. Simak tujuh manfaat berjalan mundur.
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Jepang dikenal luas sebagai salah satu negara dengan masyarakat tersehat di dunia.
Kelly Clarkson terpaksa menunda pembukaan residensi konsernya di Las Vegas, demi menjaga kesehatan pita suaranya.
Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan.
BAB terlalu sering atau terlalu jarang dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mendasar.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
TIM peneliti asal Korea Selatan berhasil menciptakan inovasi baru pengalihan molekuler yang bisa membalikkan transisi sel kanker menjadi tidak ganas.
Vitamin D kerap diasosiasikan sebagai suplemen yang mampu memperlambat penuaan. Vitamin D memang penting untuk membangun otot dan tulang.
Penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved