Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
Hari-hari berjalan seperti biasanya. Sura (M. Umar) berjalan dari pelelangan ikan ke pinggir pantai, lalu ke rumah. Tidak ada siapa-siapa. Cuma ia seorang. Dalam gempita pelelangan ikan, Sura tetaplah sepi dengan segala permenungannya.
Film pendek terbaru Tumpal Tampubolon, Laut Memanggilku, berkisah tentang Sura, bocah pesisir ibukota yang 'mendapat' kasih dari sebuah boneka seks yang ia temukan teronggok di pinggir laut.
Tumpal mengikuti peristiwa-peristiwa keseharian Sura yang lebih sering diam. Hidup bocah itu selayaknya manusia dewasa yang mengatasi permasalahannya sendiri. Kesunyian Sura dihadirkan dalam peristiwa interaksinya yang berlama-lama menatap laut. Seakan ombak yang membawa kotoran sampah itu berbicara padanya.
Interaksi Sura selain dengan sang boneka dihadirkan lewat karakter Argo (Dikky Takiyudin), remaja tetangga rumahnya yang juga tinggal sendirian.
Tumpal mengeksplorasi bahasa tubuh dan mimik wajah kedua karakter. Bahkan ketika Sura mengajak berbicara Argo, Argo ditampilkan dengan aktivitasnya yang sibuk mendandani radio.
M. Umar dan Dikky, dalam membawakan karakter Sura dan Argo, berhasil menampilkan kompleksitas hidup yang dilalui dua tokoh tersebut. Dialog-dialog yang minim, cuma dihadirkan jika diperlukan, cukup efektif menjalankan plot penceritaan. Intensi Tumpal dalam mengejar realisme juga didukung dengan tekstur lanskap yang autentik di kawasan perkampungan pesisir, termasuk bagaimana Umar dan Dikky merespons pengadeganan yang diwujudkan dalam naskah.
Hidup sebatang kara membuat keduanya membentuk mekanisme pertahanan diri sebagaimana yang mereka saksikan dari orang-orang di sekitar mereka. Umar dan Argo akrab dengan bahasa vulgar dan kekerasan sebagai salah satu cara merespons.
Sentuhan
Keunikan cerita film ini ialah kehadiran boneka seks yang kerap kali diasosiasikan sebagai objek pemuas hasrat manusia dewasa. Namun, di tangan Sura, benda tersebut dimaknai sebagai subjek pemuas dahaga akan afeksi yang selama ini absen dalam hidup Sura. Dengan penuh kasih, Sura merawat ‘ibu angkatnya’ yang ia pungut dari pinggir laut kotor itu menjadi teman baru dalam rumahnya yang selama ini sepi.
Imajinasi-imajinasi ingin dikasihi seorang ibu pun dihadirkan Sura dalam pemanggungan teater monolog di rumahnya. Bagaimana ia memasak mi instan, menaruhnya di depan si ibu angkat, lalu justru Sura mengambil bola. Sura bermain bola di dalam rumah. Lalu ia menciptakan dialog imajiner tentang anak yang diingatkan makan oleh ibunya.
Konflik meruncing saat Argo ingin meminjam boneka Sura. Dengan usia dan perawakan yang dimiliki Argo, bisa jadi niat itu ditangkap sebagai keinginan Argo untuk memuaskan birahi.
Dua karakter anak yang dihadapkan pada persoalan hilangnya afeksi seorang ibu dihadirkan melalui peristiwa yang mereka maknai sendiri lewat sebuah benda yang artifisial. Pemilihan properti yang dipilih Tumpal dan menjadi ide awal di film ini juga menjadi pokok utama yang kemudian berhasil untuk menyampaikan kompleksitas kehidupan anak-anak yang barangkali juga jarang diakrabi sebagai pemahaman yang terbentuk di benak masyarakat. Dalam kejenakaan permukaan, ada kepiluan tentang permasalahan anak-anak yang menjadi lapisan narasinya.
Pemaknaan tentang absennya afeksi yang dirasakan Sura dan Argo sebenarnya juga cukup kontekstual bagi kita yang selama kurun pandemi ini juga harus membatasi kontak fisik dengan orang lain.
Hilangnya sensasi sentuhan yang banyak dirasakan orang selama pandemi ini bukan saja perkara soal perasaan. Mengutip Francis McGlone, profesor ilmu saraf Liverpool John Moores University, fenomena itu telah menjadi permasalahan neurologis yang nyata. Tubuh ingin disentuh memang karena begitulah cara manusia secara fisik diprogram.
Tiffany Field, pendiri Touch Research Institute di Miami Medical School menyampaikan kegiatan seperti memijat atau memeluk yang mempertemukan kulit manusia menyebabkan peningkatan aktivitas vagal, atau sederhananya berdampak pada penenangan sistem saraf dan berujung pada relaksasi.
Tumpal membuat adegan Sura dipijat oleh si ‘ibu angkat’, tiduran di pangkuannya. Barangkali itu yang ingin Sura rasakan. Mengalami perasaan 'disentuh' yang selama ini absen di hidupnya. Meski pengalaman itu harus ia hadirkan lewat suatu benda yang artifisial. Tanpa atau dengan pandemi, Sura tak pernah memiliki afeksi seperti kebanyakan anak-anak lain. Tapi tiba-tiba ia menciptakan afeksi dari benda yang ditemukannya dari laut penuh sampah. Mengasihi yang terkesan lain bagi kebanyakan, me-reinterpretasi kehadiran benda baru dalam hidupnya.
Laut Memanggilku tayang perdana di Indonesia (Indonesian premier) dalam program Light of Asia di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-16 awal Desember silam. Sebelumnya, film itu memenangkan Sonje Award di Busan International Film Festival dan film pendek terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Sayang sekali, sampai saat ini belum ada informasi mengenai pemutarannya di jaringan bioskop reguler atau platform OTT. (M-2)
Film ini mengangkat kisah nyata mantan agen keamanan pemerintahan AS, Tom Ballard
Sejak Quantumania (pembuka fase MCU) hingga The Marvels, hanya GOTG Vol. 3 yang tampil solid untuk di fase 5 MCU.
ANGGOTA Komisi XI DPR RI Fauzi H. Amro berpandangan pemerintah perlu memperkuat ketahanan ekonomi mikro agar ekonomi Indonesia pada jurang resesi yang lebih dalam.
Setelah tertunda penayangannya, Dune Part 2 akhirnya resmi akan tayang pada tanggal 3 November 2023.
Ricky Harun baru-baru ini memberi dukungan pada penulis Husnah Yusuf. Husnah baru saja merilis buku berjudul 'Ketika Wanita Berbisnis'.
Meski pandemi telah berubah menjadi endemi, faktanya dunia belum baik-baik saja.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung International BNI Java Jazz Festival 2025 melalui aktivitas wondr Treasure Hunt.
Festival kali ini diselenggarakan pada 25 Mei 2025 di Sarinah Thamrin, Jakarta dan juga dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2025.
Selain pameran seni, kegiatan ini juga meliputi lokakarya, pasar kreator, permainan, dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit anak-anak.
Pagelaran Suadesa Festival 2025 di Karangrejo, Magelang, Jawa Ttengah, membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved