Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Berperan sebagai Har dalam film Kadet 1947, Omara Esteghlal mengaku terinspirasi dengan sosok yang diperankannya. Saat menjadi kadet dalam usia 22 tahun, Suharnoko Harbani (Har) digambarkan memiliki sifat ambisi yang cukup tinggi tetapi tidak ditunjukkan karena lebih mementingkan perhitungan demi keselamatan bersama.
Dari karakter Har, Omara banyak mendapat nilai moral serta pelajaran hidup. Salah satu yang membuatnya tersentuh adalah nilai rela berkoban hingga melupakan kepentingan diri sendiri untuk membela negara.
Baca juga: Pandemi tidak Hapus Semangat Kadet 1947
“Satu hal yang mungkin saya pelajari dari sini, maksudnya adalah hal yang paling menyentuh hati adalah orang-orang tersebut, beliau-beliau ini dari umur 20 sampai 22 tahun yang mereka pikirkan sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya mereka sama sekali. Mereka bahkan tidak peduli akan hidupnya mereka, memakai pesawat yang tidak layak untuk memangku bom dalam pahanya. Akal-akal tersebut kan kalau dipikir udah gak ada hubungannya dengan diri sendiri,” ungkap Omara saat melakukan kunjungan ke Media Indonesia pada Jumat 26/11.
Baca juga: Bertema Perang, Kadet 1947 Gunakan Efek CGI dan Kamera Khusus
Sebagai generasi saat ini, Omara mengaku tidak bisa berpikir sama seperti para pahlawan nasional di masa lalu. Hal tersebut karena dirinya menyadari terdapat kesenjangan generasi yang membuat masyarakat saat ini terlalu sibuk dengan kepentingan diri sendiri.
“Menurutku, zaman sekarang bahkan aku sendiri pun juga tidak bisa berpikir seperti itu. Mungkin ada generational gap ya di mana zaman dulu tuh kita sama sekali tidak mementingkan kepentingan diri. Namun sekarang, kita terlalu sibuk dengan kepentingan diri kita,” lanjutnya.
Menurut Omara, film Kadet 1947 adalah cerita dari cita-cita dan semangat besar dari para kadet. Bermodal itulah, mereka berhasil menjadi sosok besar dalam bidang yang digelutinya. Omara juga berharap film itu dapat membangkitkan semangat para penonton.
“Intinya film ini adalah sebuah representasi dari orang-orang yang ingin besar dan akhirnya sukses menjadi besar dari pahlawan-pahlawan ini. Yang tadi Mas Hardi bilang, membangkitkan semangat ya memang. Semoga itu gambaran tersebut adalah membangkitkan semangat- semangat orang yang merasakan hal yang sama,” tutupnya. (X-15)
Penghargaan ini dikatakan Celerina juga melengkapi apresiasi penonton yang diterima selama dua minggu terakhir.
Aktor yang dikenal berkat FTV itu juga mengikuti bootcamp bersama TNI Angkatan Udara. Hal tersebut dilakukan guna melatih mental untuk disiplin sebelum proses syuting berlangsung.
Hari ketiga, proses syuting dihentikan karena kasus covid-19 yang semakin meningkat.
"Film ini menggunakan kamera large format dari APRI, agar bisa menghasilkan gambar yang lebar dan terasa immersive. Jadi penonton bisa seakan-akan masuk dan merasa berada di Indonesia 1947."
Hal itu karena kurangnya referensi mengenai kepribadian sang pahlawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved