Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BADAN Penerbangan dan Antariksa AS (NASA)mengumumkan tidak akan mengirim astronaut kembali ke bulan setidaknya hingga 2025.
“Kami memperkirakan tidak lebih awal dari 2025 untuk Artemis 3, yang akan menjadi pendarat manusia di pendarat demonstrasi pertama yang dimenangkan dalam kompetisi oleh SpaceX,” kata Administrator NASA Bill Nelson, dikutip dari AFP pada Rabu. Nelson menyebut penundaan misi tersebut berkaitan dengan gugatan hukum yang diajukan perusahaan Blue Origin milik Jeff Bezos. Hal tersebut telah mendorong pelambatan pekerjaan antara NASA dan SpaceX selama tujuh bulan proses penyelesaian sengketa.
Sebelumnya pada Kamis lalu, seorang hakim federal menolak gugatan Bezos terhadap pemerintah AS. Bezos menggugat atas keputusan NASA yang memberikan kontrak pesawat ruang angkasa untuk pendaratan ke bulan senilai US$2,9 miliar kepada SpaceX milik miliarder Elon Musk.
NASA mengatakan setelah keputusan hukum tersebut pihaknya akan melanjutkan pekerjaan dengan SpaceX untuk misi pendaratan ke bulan sesegera mungkin.
Nelson yang juga merupakan mantan senator AS dari Florida telah ditunjuk oleh Presiden Joe Biden untuk memimpin badan antariksa tersebut.
NASA memiliki serangkaian misi Artemis dengan tujuan untuk mengembalikan pesawat ruang angkasa berawak ke bulan. Terakhir melalui program Apollo, NASA telah mengirim enam misi manusia ke bulan dari tahun 1969 hingga 1972.
Pemerintahan Trump pada 2017 memiliki target ambisius yang lebih cepat untuk misi pendaratan manusia ke bulan, dari yang semula 2028 menjadi 2024. Pengumuman NASA pada Selasa itu menandakan target berubah satu tahun lebih lambat.
Pada September, NASA telah memutuskan untuk membagi departemen luar angkasa menjadi dua entitas terpisah, yang satu berfokus pada misi besar ke bulan dan Mars sementara yang lain berfokus pada pekerjaan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)dan operasi lain yang lebih dekat ke Bumi.
Reorganisasi tersebut mencerminkan hubungan yang berkembang antara perusahaan swasta seperti SpaceX yang semakin mengkomersialkan perjalanan ruang angkasa dan badan antariksa yang telah menjalankan monopoli AS atas penerbangan luar angkasa selama beberapa dekade. (AFP/M-4)
China berhasil meluncurkan Chang’e 6 pada 3 Mei 2024 dengan tujuan mengambil sampel batuan di sisi terjauh bulan atau sisi bulan yang tidak terlihat dari bumi
Tiga perusahaan sedang berupaya menyediakan penjelajah Bulan berikutnya milik NASA untuk misi berawak yang direncanakan pada akhir dekade ini.
Jepang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa SLIM yang dijuluki "Moon Sniper" di permukaan Bulan pada Januari lalu.
Jika berhasil, ini merupakan pendaratan pertama Amerika di permukaan bulan sejak akhir era Apollo lima dekade lalu, dan yang pertama oleh industri swasta.
BADAN Antariksa Jepang atau Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) berhasil melakukan pendaratan pesawat luar angkasa "Moon Sniper" di bulan pada Sabtu, (20/1).
Dengan misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), Jepang ingin menjadi negara kelima yang melakukan pendaratan lunak (soft landing) yang sangat rumit di permukaan berbatu Bulan.
Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk memperparah ketidakpastian masa depan NASA.
Kapsul Dragon dari SpaceX memiliki peran vital bagi NASA dalam mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Musk menulis di platform X bahwa SpaceX akan segera mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon miliknya.
NASA menegaskan akan terus berupaya mewujudkan visi luar angkasa Presiden Donald Trump. Ini dilakukan NASA meski Elon Musk telah menghentikan pengoperasian wahana Dragon.
Penelitian terbaru mengungkap ratusan lubang hitam supermasif tersembunyi di balik debu dan gas kosmik.
Teleskop James Webb mendeteksi cincin air beku di sekitar bintang muda HD 181327. Penemuan ini buka peluang baru pencarian kehidupan di luar tata surya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved