Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Cannes 2021 Dianggap Festival Panutan Era Pandemi

Fathurrozak
21/7/2021 13:35
Cannes 2021 Dianggap Festival Panutan Era Pandemi
Penyerahan penghargaan utama di Cannes 2021.(Valery Hache/ AFP)

FESTIVAL Film Cannes 2021 telah berakhir pada 17 Juli dengan film Titane karya sutradara Julia Ducournau keluar sebagai peraih penghargaan Palme d’Or. Memang ada atau tidaknya klaster covid-19 dari festival ini belum terjawab namun Cannes 2021 setidaknya dianggap sangat rapi dalam menyusun dan menjalankan prokes.

Selama dua pekan, Festival Film Cannes ke-74 tersebut menayangkan film secara nonstop. pemutaran premiere (perdana) film-film juga dihadiri para bintang internasional, seperti Matt Damon, Regina King, hingga Timothée Chalamet.

Dari berbagai foto yang beredar, para bintang di Cannes terlihat tidak mengenakan masker, baik saat melintas di karpet merah maupun saat naik panggung. Memang, di bangku penonton, para audiens tampak memakai masker meski duduk tidak berjarak. Lalu bagaimana Cannes meminimalisir penularan atau terbentuknya klaster covid-19?

Mengutip Variety, Rabu, (21/7), festival tersebut setidaknya menganggarkan $1 juta (Rp14,5 miliar) untuk biaya tes covid secara reguler dan gratis bagi para sekitar 28 ribu audiens dan tamu undangan yang hadir di Cannes.

Undangan yang berasal dari Uni Eropa dapat melewati prosedur tes dengan menunjukkan bukti vaksinasi. Meski begitu celah lolosnya pengidap covid-19 bisa saja terjadi jika para undangan atau penonton tidak peka terhadap kondisi diri.

Pentingnya faktor kepekaan terlihat dari pembatalan hadir yang dilakukan aktris Prancis Léa Seydoux. Aktris yang tiga filmnya berkompetisi di Cannes itu membatalkan hadir setelah dinyatakan positif. 
Sejumlah orang khawatir jika kewaspadaan serupa tidak dimiliki undangan lainnya maka itu dapat menjadi cikal gelombang covid-19. Meski begitu Direktur Artistik Cannes mengklaim penyelenggaraan berhasil.

“Ini adalah festival yang luar biasa. Kami berhasil melakukannya pada waktu dan kondisi yang tepat. Dan berjalan hampir seperti pada waktu normal berkat protokol yang rapi dan bertanggung jawab,” kata direktur artistik festival Cannes Thierry Frémaux, saat penutupan festival, dikutip dari Variety.

Pengakuan keberhasilan Cannes bukan saja diklaim oleh si penyelenggara. Co-Chief Sony Picture Classics Michael Barker, yang membeli hak film pemenang Grand Prize Cannes Compartment No. 6, mengatakan festival tahun ini berjalan dengan apik meski berada di bawah tekanan.

“Frémaux mampu menyatukan para pembuat film dan menghadirkan sejumlah film luar biasa di bawah tekanan dan kesulitan. Hampir semua film yang saya tonton memiliki kualitas yang sangat tinggi.”

Nathanaël Karmitz, bos MK2 Films, yang memiliki sembilan film di Cannes, termasuk pemenang penghargaan Joachim Trier he Worst Person in the World pun sepakat dengan Barker. “Ini adalah kelahiran kembali dalam banyak hal, merasakan kembali kesenangan kolektif, melihat artis dan melihat Cannes, festival film terbesar di dunia, memulai awal baru untuk dunia film indie setelah istirahat panjang,” kata Karmitz, yang telah menghadiri Cannes selama 20 tahun.

Saat ini semua mata tertuju pada rangkaian festival film yang berlangsung pada medio September; Venesia, Telluride, Toronto, dan New York. Publik menanti apakah deretan festival itu juga dapat meniru prokes Cannes. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya