Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SETELAH melewati perubahan tahun yang menantang, brand (jenama) feseyn, Timberland meningkatkan fokus pada koleksi sol sepatu dan pakaian luar atau jaket, tidak hanya terinspirasi oleh alam, tetapi dibuat menggunakan bahan yang berteknologi terbaru, ramah lingkungan, dan dapat di daur ulang.
Salah satu inovasi yang dilakukan Timberland dalam visi lingkungan itu ialah dengan mengaplikasikan teknologi Greenstride pada produk alas kaki terbaru. Greenstride diklaim terbuta dari 75% bahan alami.Timberland menggunakan tebu dan karet asli yang bertanggung jawab untuk menjadikan alas kaki tersebut menjadi lebih positif. Dengan menghadirkan inovasi lingkungan ini tersedia dalam dua gaya utama untuk pria dan wanita.
"Sol sepatu Greenstride terasa lebih ringan, nyaman, dan yang pasti ramah lingkunga. Timberland selalu berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dalam penciptaan produknya," kata Anita Hartanus, Brand Manager Timberland Indonesia.
Sejalan dengan penerapan teknologi Greenstride, Timberland meluncurkan jenis sepatu Solar Wave Hiker dan Solar Wave Low yang juga mengaplikasikan sejumlah bahan ramah lingkungan, seperti better leather di Solar Wave Hiker dan ReBOTL di Solar Wave Low.
Selain itu, Timberland juga meluncurkan jenis Sepatu Solar Wave Hiker dengan desain mid-top yang menampilkan bagian atas sepatu yang terbuat dari bahan Better Leather.
Baca juga : Bye-Bye Skinny Jeans yang Tidak Lagi Trendi
"Kedua model ini menonjolkan lapisan ReBOTL, perawatan pelindung Defender Repellent Systems®, ditambah bumper kaki dan tumit yang terbuat dari karet. Alas kaki warna kuning menonjolkan sumber kenyamanan: sol nyaman Greenstride," ujar Anita.
Masih dalam rangkaian penerapan Greenstride, Timberland juga akan merilis Earth Day Pack yang dibuat dengan kulit regeneratif. Kulit ini berasal dari peternakan yang mempraktekkan pertanian regeneratif.
"Metode itu memungkinkan penggembalaan dengan menyerap karbon, menahan air dan memulihkan keanekaragaman hayati. Ini mungkin tidak hanya mengurangi efek negatif lingkungan, tetapi berpotensi meninggalkan tanah menjadi lebih baik dari sebelumnya," ucap Anita.
Untuk lini pakaian, Timberland melengkapinya dengan koleksi Color-Based Drop yang terinspirasi oleh gaya dari tahun 90-an mereka. Jaket ini tidak hanya terlihat bagus, tapi juga ramah lingkungan dan tahan air. Timberland menggunakan 100% plastik daur ulang untuk membuat lapisan kain ripstop ReBOTL dan 70% plastik daur ulang dalam lapisan kedap air TimberDry
"Desain yang siap dengan berbagai cuaca ini dilengkapi dengan tudung dan pelindung leher yang dapat disesuaikan untuk perlindungan tambahan saat hujan, serta detail reflektif 3M dan desain lengan dengan jangkauan tinggi untuk performa ekstra. Potongan tambahan termasuk anoraks, rompi, kaos, aksesori, celana, dan celana jogger yang menampilkan warna cerah. Desain color blocking dan fungsional seperti anti air dan packability," pungkas Anita. (RO/OL-7)
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
SEBAGAI kiblat mode dan pintu gerbang budaya global, Paris menjadi daya tarik sendiri bagi warga dunia. Paris dinilai sangat potensial untuk memperkuat eksistensi fashion Indonesia.
JF3 Fashion Festival menjalin kerja sama dengan Busan Textile & Fashion Industries Association, Korea Selatan.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved