Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Teknologi Baru Spotify Diprotes Musisi

Fathurrozak
05/5/2021 17:00
Teknologi Baru Spotify Diprotes Musisi
Teknologi baru Spotify yang berfungsi mendeteksi emosi, diprotes ratusan musisi.(Unsplash/ Puria Berenji)

MELALUI surat terbuka, lebih dari 180 musisi memprotes paten yang didapat Spotify pada awal tahun ini tentang teknologi yang bisa menganalisa suara pengguna. Evan Greer, Tom Morello, Laura Jane Grace, Ted Leo, Sadie Dupuis, Downtown Boys, DIIV, Talib Kweli, dan masih banyak kalangan dari industri musik menandatangani surat tersebut kepada CEO Spotify Daniel Ek. 

Pada awal tahun ini, Spotify memiliki paten yang sudah disetujui terkait teknologi yang dapat menganalisa suara dan merekam ucapan pengguna untuk merekomendasikan musik. 

Lebih dari 180 musisi  yang tergabung dalam koalisi yang mencakup Access Now, Fight for the Future, Union of Musicians and Allied Workers (UMAW), dan organisasi hak asasi manusia — menandatangani surat terbuka yang meminta perusahaan streaming itu untuk membuat komitmen publik untuk tidak pernah menggunakan, melisensikan, menjual, atau memonetisasi paten teknologi tersebut.

“Spotify mengklaim teknologi tersebut dapat mendeteksi, antara lain, 'keadaan emosional, jenis kelamin, usia, atau aksen' untuk merekomendasikan musik. Teknologi rekomendasi ini berbahaya, melanggar privasi dan hak asasi manusia lainnya, dan tidak boleh diterapkan oleh Spotify atau perusahaan lain mana pun,” bunyi surat terbuka tersebut, dikutip dari Pitchfork, Rabu, (5/5).

“Anda tidak bisa lepas kendali jika terus-menerus diawasi oleh perusahaan. Spotify perlu menghentikan ini sekarang dan itu perlu dilakukan dengan benar oleh musisi, penggemar musik, dan semua pekerja musik,” tulis pentolan Rage Against The Machine Tom Morello. 

Surat tersebut menguraikan lima kekhawatiran utama koalisi mengenai teknologi tersebut, yaitu manipulasi emosional, diskriminasi, pelanggaran privasi, keamanan data, dan memperburuk ketidaksetaraan dalam industri musik. Para musisi yang tergabung dalam koalisi itu juga meminta Spotify mengeluarkan tanggapan atas surat terbuka mereka paling lambat 18 Mei.

Melalui surat resmi, Kepala Urusan Global dan Kepala Bagian Hukum Spotify Horacio Guttierez, menjelaskan jika  Spotify tidak pernah menerapkan teknologi yang deteksi emosi itu dalam paten di salah satu produknya dan menyatakan memang tidak berencana untuk melakukannya. 

"Terkadang inovasi tersebut akhirnya diterapkan di produk kami dan terkadang tidak. Keputusan untuk mematenkan invensi tidak selalu mencerminkan niat perusahaan untuk mengimplementasikan invensi tersebut dalam suatu produk, tetapi dipengaruhi oleh sejumlah pertimbangan lain, termasuk tanggung jawab kami kepada pengguna dan masyarakat luas,” bunyi surat Guttierez. Surat tersebut sudah dikirimkan pada April ke Acces Now, salah satu anggota koalisi yang turut membuat surat terbuka ke Spotify. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya