Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Perayaan Tahun Baru di Iran masih Dibayangi Kesuraman

Adiyanto
19/3/2021 07:05
Perayaan Tahun Baru di Iran masih Dibayangi Kesuraman
Wrga Iran berbelanja di pasar tradisional menjelang Tahun Baru(ATTA KENARE / AFP)

SABTU (20/3) dini hari nanti, masyarakat di Iran bakal merayakan Tahun Baru (Nowruz). Namun, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan tradisional Persia itu bakal dirayakan dengan sederhana bahkan cenderung muram.

Biasanya, sebelum pandemi covid-19, liburan Tahun Baru selama dua minggu membuat separuh warga negara itu turun ke jalan, atau mengunjungi keluarga dan berwisata. Meski otoritas di Iran belum melarang perjalanan secara nasional seperti yang mereka lakukan pada tahun 2020, mereka memberlakukan penutupan di beberaa area "merah" guna memutus rantai penyebaran virus korona.

Selain masih dikenai sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat, perekonomian Iran juga terpukul pandemi covid-19, sehingga perayaan Nowruz tahun ini diprediksi suram. Ekonomi yang tertekan, harga merambat naik, dan beberapa pembatasan perjalanan, membuat sebagian besar orang Iran tidak berminat untuk merayakannya.

Festival musim semi Iran dimulai Sabtu dini hari WIB, yang menandai dimulainya tahun 1400 dari kalender Republik Islam yang diwarisi dari tradisi Persia kuno. Nowruz melambangkan kelahiran kembali dan saat orang-orang saling mengucapkan "Nowruz Mobarak" (Selamat Tahun Baru) di seluruh Iran dan di tempat lain, termasuk wilayah Kurdi di beberapa negara terdekat dan sebagian Afghanistan.

Di Iran, menjelang festival, biasanya lalu lintas macet. Warga berbelanja ke pasar untuk membeli berbagai makanan.  Tetapi, tahun ini lebih sepi daripada tahun-tahun sebelumnya.

Mina, seorang perawat berusia 48 tahun, di Tajrish Bazaar di Teheran utara,  mengatakan tahun ini warga hanya membeli satu barang yang menjadi simbol untuk Tahun Baru karena mereka tidak mampu membeli sabzi polo (nasi dengan fava dan rempah-rempah) dan ikan.

“Banyak keluarga tidak akan menjamu kerabat dan teman mereka dengan cemilan manis atau gurih seperti biasa,” katanya.

Tahun lalu, Nowruz juga dirayakan sederhana karena Iran dilanda pandemi parah. Virus itu sekarang telah menewaskan lebih dari 61.500 orang. Krisis kesehatan telah memperdalam penderitaan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh sanksi AS, sementara jatuhnya nilai mata uang nasional semakin membuat warga kesulitan.

Pada pertengahan Maret, kementerian dalam negeri menilai konsekuensi ekonomi dari pandemi di Iran sangat mengkhawatirkan. Lebih dari satu juta orang telah kehilangan pekerjaan mereka karena wabah ini.

Foto yang beredar di media sosial menunjukkan antrean panjang di luar toko yang disubsidi negara tempat orang berharap mendapatkan daging beku dengan harga murah.

"Menjelang hari raya, harga buah dan barang-barang lainnya sangat tinggi," kata pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei pada 5 Maret. "Sayangnya, kondisi kehidupan masyarakat yang tidak baik saat ini. Hal itu membuat kami sangat berduka."

Banyak warga tidak mampu lagi berlibur jauh. Kamal, 40, salah seorang warga di Esfahan, kota terbesar ketiga di negara itu yang merupakan pusat wisata mengatakan "Saya telah melihat turis, tetapi sangat sedikit, dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya," kata pria yang bekerja sebagai penjaga toko tersebut.

Akan tetapi, Roja, seorang guru bahasa Prancis di kota itu, sedikit lebih ceria. "Ada aroma Nowruz (Tahun Baru) dan kehidupan, tidak seperti tahun lalu ketika semuanya ‘mati’," ujarnya. (AFP/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya