Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Soliditas Insan Perfilman dalam FFI

Deden M Rojani
05/12/2020 21:22
Soliditas Insan Perfilman dalam FFI
Jumpa pers FFI 2020 di Jakarta, Sabtu (5/12)(MI/Deden)

Ketua komite Festival Film Indonesia (FFI) Lukman Sardi mengatakan penyelenggaran FFI tahun ini memiliki tantangan tersendiri. Walakin, pihaknya ingin terus memberikan semangat kepada sineas lewat apresiasi di FFI tahun ini.

Dia mengapresiasi para sineas yang tetap produktif di masa pandemi. Dia berharap penyelenggaraan FFI 2020 dapat berjalan lancar.

"Saya merasakan soliditas luar biasa. Kita saling semangat dan saling membantu satu sama lain. Ini bukan akhir tapi jadi awal kebangkitan film Indonesia," ungkap Lukman dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (5/12).

Memang, menurutnya, pada tahun ini terdapat penurunan jumlah film yang mendaftar dalam FFI. Jika pada tahun sebelumnya untuk film panjang mencapai 180 film, tahun ini hanya ada 65 film panjang yang mendaftar.

Namun, peningkatan terjadi pada jumlah film pendek. Sehingga secara total terdapat 200 film yang terdaftar pada FFI 2020.

Adapun untuk pertama kalinya nominasi perempuan di malam anugerah Piala Citra itu mencapai 40 persen.

"Ini peningkatan luar biasa dan menjadi catatan membanggakan, dari 109 nominasi, 40 persennya pekerja film perempuan," ujar Komite Seleksi dan Penjurian FFI 2020, Nia Dinata.

Baginya, hal ini menjadi catatan yang membanggakan. Cukup besarnya nominasi perempuan, merupakan bukti nyata jika perempuan telah menjadi wajah film Indonesia.

Capaian keterwakilan gender yang mencapai 40 persen itu bahkan disebut Nia sudah sangat baik. Bahkan dia mengaku jika angka tersebut telah mengalahkan industri perfilman luar negeri.

"Jadi, ada 45 orang nomine pembuat film perempuan baik itu dari editing, penata sinematografi. Bahkan di nominasi pembuat film dokumenter 90 persen itu perempuan. Pembuat film pendek, 80 persen perempuan. Penata rias, produser, juga banyak dari perempuan," sambungnya.

Dia menambahkan, fenomena ini sekaligus isyarat jika dunia film sangat terbuka untuk semua gender. Siapapun dapat berkarya di dunia film tanah air.

"Ini adalah pencapaian yang sangat baik bagi industri perfilman. Representasi perempuan yang sudah makin meningkat jadi bukti bahwa semua punya kesempatan yang sama untuk berkarya di industri film," paparnya.

Penilaian pun menjadi kesulitan tersendiri bagi tim seleksi dan penjurian film. Meski begitu, semangat dalam memberikan apresiasi tetap harus dilakukan.

"Semoga ini menjadikan kekuatan perfilman kita semakin kuat, dan kita dapat membangun peradaban baru serta paradigma baru paska pandemi nantinya," tutup Nia. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya