Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Film garapan Putrama Tuta, Everyday Is A Lullaby, premier di Busan International Film Festival (BIFF) 2020.
Film keempat sutradara Putrama Tuta ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang ikut berpartisipasi di BIFF tahun ini. Everyday Is A Lullaby bakal tayang dalam program A Window on Asian Cinema, bersama 31 film Asia lainnya. Film yang dibintangi Anjasmara, Fahrani, dan Raihaanun itu akan tayang pada hari terakhir BIFF, Jumat (30/10).
Dalam BIFF ke-25, jumlah film yang berpartisipasi hanya 192 film dari 68 negara, lebih sedikit dari edisi-edisi terdahulu. Film-film akan ditayangkan satu kali selama festival berlangsung.
Film yang naskahnya ditulis Ilya Sigma dan diproduseri John Badalu ini berkisah tentang seorang penulis yang sekarat yang mencoba menulis karyanya, dan menyadari ia telah mati dan hidup di dalam ceritanya.
Bagi Tuta, film ini berbicara mengenai hubungan manusia dengan dirinya dalam melawan rasa takut, dengan menggunakan imajinasi tanpa batas, mendobrak ruang dan waktu demi mencari jalan pulang yang terbaik.
Everyday Is A Lullaby memiliki perjalanan panjang sampai akhirnya bisa tayang tahun ini. Diproduksi sejak empat tahun silam. Dalam film ini, almarhum Deddy Soetomo juga ikut bermain.
“Film ini dibangun untuk menciptakan berbagai sudut pandang. Para aktor tidak hanya dituntut untuk berakting dan berubah menjadi sebuah karakter, tetapi untuk memainkan, mengisolasi karakter tersebut dan menyampaikannya dengan cara yang paling jujur untuk mengungkapkan kebenaran dari situasi yang diciptakan oleh pikiran," kata Tuta dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Rabu, (21/10).
BIFF yang dimulai hari ini (21/10) ialah salah satu festival film yang prestisius di Asia. Beberapa film Indonesia yang juga pernah tayang di BIFF antara lain Hiruk-Pikuk Si Al-kisah, Sekala Niskala, Kucumbu Tubuh Indahku, dan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. (RO/M-2)
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menghadirkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung International BNI Java Jazz Festival 2025 melalui aktivitas wondr Treasure Hunt.
Festival kali ini diselenggarakan pada 25 Mei 2025 di Sarinah Thamrin, Jakarta dan juga dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada 27 Mei 2025.
Selain pameran seni, kegiatan ini juga meliputi lokakarya, pasar kreator, permainan, dan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan karakter favorit anak-anak.
Pagelaran Suadesa Festival 2025 di Karangrejo, Magelang, Jawa Ttengah, membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved