Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DI antara kandidat vaksin, obat, ataupun obat pendamping terapi covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri ialah dua produk kandidat imunomodulator dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Imunomodulator, atau dikenal pula sebagai biological response modifier, berfungsi meningkatkan imun tubuh manusia.
Untuk pengembangan dua produk herbal itu LIPI bekerja sama dengan sejumlah institusi seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional/Kementerian Riset dan Teknologi, Universitas Gadjah Mada, Kalbe Farma, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Kementerian Kesehatan RI, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, juga BNPB dan TNI. Kini riset dua produk imunomodulator herbal tersebut telah selesai uji klinis.
Namun, bagaimanakah sebenarnya kerja imunomodulator dari LIPI ini dalam terapi pengobatan covid-19? Bagaimana pula tahapannya hingga nanti bisa digunakan masyarakat? Berikut penjelasan dari Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator Herbal untuk Penanganan Covid-19 oleh LIPI, Masteria Yunovilsa Putra, di kantornya di LIPI Cibinong, Jawa Barat, Rabu (19/8).
Mengapa LIPI memilih menggunakan ekstrak herbal dan bagaimana sebenarnya proses kerjanya bagi penderita covid-19?
Herbal itu secara efikasi, bukti empiris, dan literatur sudah ada. Untuk keamanan herbal sendiri sudah terjamin.
Dua produk kandidat yang diujikan LIPI ialah jamur Cordyceps militaris dan kombinasi ekstrak herbal yang terdiri dari jahe merah (Zingiber officinale Roxb. var. rubrum Rosc.), daun meniran (Phyllanthus niruri), sambiloto (Androgprahis paniculata), dan daun sembung (Blumea balsamifera). Kombinasi ekstrak herbal tersebut berasal dari bahan alami biodiversitas Indonesia.
Dari segi literatur, keempat tanaman itu punya daya sebagai imunomodulator. Jadi mereka punya kandungan antioksidan, antiinflamatori, sifat sebagai imunomodulator. Kemudian juga sudah digunakan oleh nenek moyang kita sejak dahulu. Jadi secara empiris dan historis tanaman-tanaman ini telah digunakan oleh nenek moyang kita sehingga keamanannya sudah teruji.
Bagaimana dengan jamur Cordyceps militaris?
Cordyceps sebenarnya berasal dari Asia Timur seperti Jepang, Tiongkok, Korea. Kita sudah bisa membudidayakannya, jadi tidak akan kekurangan bahan baku. Cordyceps, secara empiris, di Asia Timur digunakan sebagai antiinflamatori untuk antioksidan dan untuk mengatasi masalah pernapasan, melegakan pernapasan.
Lalu cara kerja imunomodulator ini bagaimana?
Jadi beda sistemnya dengan obat covid-19 yang kerjanya membunuh atau menghambat pertumbuhan virus. Yang kami kerjakan ialah memberikan obat herbal untuk meningkatkan kembali sistem imun.
Kalau mau obat covid-19, nantinya kami harus head to head dengan terapi standar. Imunomodulator ini sebagai pendampingan dengan terapi standar atau in top therapy sebutannya.
Apakah ada kondisi tertentu yang membuat imunomodulator tidak bekerja optimal?
Salah satu di kriteria penelitian ialah tidak untuk subjek yang mempunyai penyakit autoimun. Beberapa kriteria eksklusif dari uji klinis kami ialah pasien yang sedang tidak mengikuti uji klinis lain. Lalu tidak boleh ibu hamil dan ibu menyusui, pasien yang sedang diresepkan terapi obat dengan aktivitas imunimodulator lainnya, misal vitamin, curcuma. Selain itu, juga tidak boleh pasien dengan riwayat alergi terhadap produk uji. Kemudian pasien dengan tuberkulosis, multiple sclerosis, HIV, dan penyakit autoimun.
Bisa dijelaskan lebih detail kenapa LIPI tidak langsung mengembangkan obat covid-19 saja?
Karena kalau kami fokus ke obat maka fokusnya akan kepada single compound. Obat seperti hidroksiklorokuin itu single compound (satu senyawa) dan tahapannya sangat panjang, bisa memakan waktu 15 tahun.
Pada single compound, dari ekstrak harus kita isolasi semuanya. Setelah itu, senyawanya kita harus coba dalam bentuk in vitro, lalu diuji lagi secara in vivo dengan hewan uji untuk melihat toksisitas dan lainnya. Masih dilanjut dengan tiga fase uji klinisnya. Panjang sekali tahapan kerjanya.
Sementara dalam pengembangan imunomodulator ini kami tidak single compound. Maka sekarang ini kami lebih mengembangkan ke fitofarmaka. Kalau fitofarmaka, kita bisa mengembangkannya dalam lima hingga tujuh tahun. Uji klinis yang kami lakukan di Rumah Sakit Wisma Atlet ini ialah antara fase dua dan tiga, yaitu on top therapy. Misalnya dengan produk yang diuji dengan produk standar yang telah ada. Karena fokus kami hanya ke sistem imun.
Sekarang ini penyakit akibat infeksi virus dan bakteri semakin banyak, apakah konsep imunomodulator bisa jadi konsep obat masa depan?
Imunomodulator atau obat untuk sistem imun ini istilahnya penyelamat pertama untuk meningkatkan sistem imun. Banyak negara menggunakan imunomodulator masing-masing sebagai pertahanan kedua. Seperti Tiongkok menggunakan traditional Chinese medicine mereka untuk SARS-CoV-2 ini. Vietnam juga sudah mengombinasikan herbal yang ada di negaranya untuk terapi covid-19.
Eropa juga ada yang menggunakan imunomodulator dari tanaman herbal. Contohnya seperti Echinacea, itu berasal dari Eropa. Produk seperti imboost itu mengandung Echinacea. Echinacea masuk ke Indonesia masih impor karena aslinya produk tersebut di Eropa. Imunomodulator ini penanggulangan pertama untuk orang sakit yang diserang virus. Tapi apakah konsep obat masa depan? Kita tidak tahu. Karena saat ini untuk obat masa depan, orang mencari yang pertama pasti antiviral karena itu langsung membunuh virus.
Uji klinis LIPI seperti apa?
Tetapi itu berlangsung 90 hari untuk keseluruhannya. Desain uji klinis kami itu randomize experimental, yaitu acak tersamar ganda atau double blind. Jadi kami sama-sama tidak tahu, baik itu si peneliti maupun subjek tidak tahu apakah dia diberikan obat herbalnya atau diberikan kontrol. Karena kami juga punya placebo-controlled.
Kami melakukan uji klinis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet tower 7 lantai 4 dan 5. Karena metode uji klinis kami single center bukan multicenter.
Intervensi obat herbal diberikan selama 14 hari. Pada 90 subjek dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing 30 orang.
Kelompok pertama mendapatkan paparan standar terapi covid-19, bisa berupa hidroksiklorokuin, oseltamivir, dan lainnya, tergantung dokter penanggung jawab pasiennya. Kemudian juga mereka diberikan IP1 atau investigational product 1, yang merupakan kombinasi herbal, yaitu jahe merah, meniran, sambiloto, dan daun sembung. Hari pertama subjek uji pertama yaitu pada 10 Juni.
Kemudian kelompok perlakuan 2, mereka mendapat terapi standar covid-19 dan IP2 atau investigational product 2 yaitu Cordyceps militaris. Nah kelompok kontrol mendapat paparan terapi standar covid-19 dan plasebo, atau semacam obat kosong. Jadi kami tidak tahu pasien itu mendapatkan isi yang mana di dalamnya.
Pada 15 Agustus lalu, subjek ke 90 sudah selesai untuk terapi herbalnya. Sekarang ini kami sedang menganalisis data dan mengumpulkan datanya untuk kemudian kami submit ke Badan POM.
Dari uji klinis itu, seberapa besar tingkat keberhasilannya dalam meningkatkan imun si pasien?
Kalau tingkat keberhasilannya saya tidak tahu sampai saat ini. Karena sistem pengujian klinis kami blinding, jadi kami tidak tahu mana pasien yang mendapatkan obat uji, mana pasien yang mendapatkan plasebo.
Saya juga tidak berani mengklaim karena bukan ranah saya. Itu ranahnya Badan POM selaku regulator di Indonesia. Takutnya nanti kami overclaim. Selain itu, kalau saat ini sudah diklaim, nanti heboh. Bahan bakunya bisa menjadi tinggi harganya.
Jika nantinya hasil analisis Badan POM bagus, lanjutannya akan bagaimana?
Nanti tergantung si produsennya, apakah produsennya mau memfitofarmaka atau tidak. Kalau difitofarmakakan, ya mungkin itu bisa nanti digunakan oleh dokter untuk meresepkannya. Tergantung Badan POM, apakah ini nanti digunakan secara multicenter atau bagaimana. Karena uji klinis ini memakai 90 subjek. (M-1)
Anggota Pansel capim dan dewas KPK Ivan Yustiavandana mengatakan di tahap selanjutnya, yaitu wawancara.
KETUA Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) I Dewa Gede Palguna mengaku remuk melihat kondisi MK saat ini yang makin hari makin dilemahkan.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan dukungan partainya atas inisiatif hak angket di DPR RI untuk mengusut dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Presiden Vladimir Putin menyatakan dalam wawancara bahwa Barat harus menyadari bahwa "tidak mungkin" untuk mengalahkan Rusia di Ukraina.
Pengumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus diikuti.
Pagelaran Paritrana Award tahun 2021 ini telah memasuki tahap penjurian (wawancara) bagi para kandidat penerima penghargaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved