Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KERAJINAN tangan dari botol plastik bekas memang bukan hal baru dan sudah jamak di masyarakat. Meski begitu, kerajinan yang unik tetap bisa menjadi buruan dan mengantarkan pembuatnya menebar ilmu hingga ke mahasiswa luar negeri.
Itulah yang terjadi pada Bob Novandy. Pria berusia 65 tahun ini dijuluki sebagai 'Raja Lampion' berkat kemampuannya mengolah botol plastik bekas. Keunikan karyanya juga membuat Bob diminta memberikan kelas online bagi mahasiswa di Libia.
Karya Bob memang dapat dibilang istimewa karena bentuk botol plastik benar-benar berubah. Lampion yang dibuatnya juga memiliki desain yang cukup rumit. Selain itu, ada pula yang dicat berbagai warna hingga tampil menarik.
Menjadi narasumber Kick Andy episode Menyulap Sampah Jadi Rupiah yang tayang hari ini, keuletan Bob mengolah limbah plastik dimulai tidak sengaja pada 2003. Sebabnya ialah kebiasaan anak keduanya yang suka membuang botol plastik sembarangan. “Inspirasinya anak kedua saya, jadi dia kan autis ya, waktu dia beli air mineral itu, botolnya suka dia buang sembarangan. Dari situ, saya berpikir bagaimana caranya agar botol-botol yang dia buang ini dapat memberikan manfaat buat orang banyak,” tutur Bob kepada Andy F Noya.
Bob yang tinggal di Limo, Depok, itu kemudian mengiris-iris botol. Kebetulan waktu itu mendekati perayaan HUT Kemerdekaan RI. Ia pun membuat lampion. Dari situ, bukan hanya lampion, melainkan juga lampu gantung dan mainan dibuat Bob dari botol bekas.
Ia mengaku kemampuannya mengolah botol dimiliki dan berkembang secara autodidak. "Saya belajar secara autodidak dan dapat ilmunya dari Allah untuk pembuatan kerajinan lampion ini. Jujur, saya tidak berguru kepada orang, tapi sekarang saya jadi guru bagi banyak orang, saya juga mendapatkan banyak penghargaan dari kreasi lampion saya," jelas pria kelahiran Bukit Tinggi itu.
Bob pun mengaku tidak mau menjadi pemungut botol bekas. "Bisa dibilang saya itu pemulung kreatif, jadi kalau saya dijalan dan lihat botol-botol bekas itu, pasti saya kumpulkan," kelakarnya.
Belasan juta
Kini, berkat keuletannya mengolah botol plastik bekas, Bob mengaku dalam sebulan ia mampu menghasilkan omzet hingga belasan juta rupiah. Bahkan, cukup banyak kafe dan restoran di Jakarta yang menjadi kliennya.
"Ya, kalau sedang ramai, saya bisa mendapatkan omzet yang lumayan, bisa belasan sampai puluhan juta. Padahal, peralatannya juga sederhana dan bahan yang saya gunakan juga mudah dicarinya," ucapnya bangga. Bob memperkirakan selama 11 tahun berkarya sudah sekitar 250-an kerajinan dari botol plastik ia hasilkan.
Berkat keuletan itu pula nama Bob semakin dikenal luas. Ia diminta berbagai pihak untuk mendekorasi ruangan menggunakan karya seninya dan juga memberi pelatihan.
Bob pernah diminta sebuah gereja untuk membuat pohon natal dari botol plastik bekas saat berkunjung ke Kota Tual, Maluku Tenggara. Kemudian Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar RI di Libia memberi pelatihan daring membuat lampion Bob kepada mahasiswa di sana.
Belakangan, Bob sedang disibukkan dengan kegiatan produksi kreasi terbarunya yang ia beri nama Gerbang Darling. Kreasi ini berupa sebuah rangkaian dari beberapa botol plastik bekas yang ia susun sedemikian rupa hingga melengkung membentuk sebuah bangunan gerbang sederhana. Gerbang Darling sendiri, menurutnya, merupakan sebuah akronim dari Gerakan Kebangkitan Sadar Lingkungan.
Pada oktober tahun lalu, Gerbang Darling dipamerkan selama kurang lebih satu bulan penuh di Lapangan Banteng, Jakarta. Dengan berbentuk gerbang, kreasi itu juga dapat difungsikan sebagai musala, ruang semprot disinfektan, atau dekorasi ruangan. (M-1)
Dewasa ini, sudah banyak bermunculan produk mi instan alami atau mi sehat yang mengeklaim menggunakan bahan-bahan alami dalam proses produksi mereka
MASALAH pengangguran hingga saat ini tidak lepas membayangi masyarakat Indonesia.
Perjalanan perkuliahan Asep tidak mudah. Ia bahkan sempat dipenjara karena menjadi salah satu mahasiswa yang terlibat penyebaran buku putih yang isinya kisah gurita bisnis Presiden Soeharto.
Setelah masalah selesai, Fikrang pun menutup bisnis aplikasinya itu, namun dia tidak kapok untuk berbisnis.
Arsjad mengatakan sebaiknya kisruh di Kadin bisa diselesaikan secara internal tanpa dipolitisasi lebih jauh.
Media sosial sempat diramaikan video seorang bule yang membantu warga membangun jembatan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved