Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
NARASI tentang ancaman asteroid yang menabrak Bumi telah menjadi ketakutan umat manusia selama berabad-abad. Tetapi para ilmuwan percaya bahwa mereka telah memiliki cara jitu untuk mengatasi ancaman tabrakan tersebut.
Salah satu alternatif yang diproyeksikan para ilmuwan untuk meminimalisir dampak tabrakan tersebut adalah dengan menggunakan mekanisme 'pengalihan tertambat'. Strategi radikal ini dengan cara membelokan orbit asteroid yang mengancam bumi dengan menambatkannya pada objek kecil terdekat dengan menggunakan kabel panjang.
Melalui pengalihan tertambat, para ilmuwan memerkirakan pusat massa dari asteroid tersebut akan berubah saat ditambatkan ke objek lain, sehingga asteroid yang lebih besar akan terlempar ke orbit yang lebih aman.
Idenya adalah untuk menyatukan dua asteroid bersama-sama, dengan harapan mengalihkan jalur asteroid lebih besar yang menuju Bumi. Mekanisme pengalihan tertambat ini dikembangkan oleh para peneliti di University of Central Florida, yang terinspirasi dari sistem propulsi yang biasanya diterapkan oleh para astronot untuk menambatkan satelit secara bersamaan dengan menggunakan kabel elevator ruang angkasa yang panjang.
Untuk menguji teori ini, tim peneliti menggunakan asteroid Bennu untuk simulasi komputer.
"Salah satu alasannya adalah karena diklasifikasikan sebagai PHA (potentially harmful asteroid) atau asteroid yang memiliki potensi bahaya yang mendekat ke arah Bumi setiap 6 tahun, dan asteroid ini juga memiliki salah satu peringkat bahaya tertinggi di antara asteroid-asteroid lain," ungkap Flaviane Venditti, peneliti dari Departemen Radar Planetarium, Observatorium Arecibo, University of Central Florida dalam publikasi jurnalnya di Springer.
"Alasan lain adalah karena Asteroid Bennu juga memiliki kecenderungan orbit yang rendah. Bennu adalah asteroid tipe B (yang kaya karbon), berdiameter sekitar 492 m, dan beredar setiap 4,3 jam," sambung Venditti seperti dilansir dailymail, Jumat (19/6).
Tim memprediksi bahwa asteroid ini akan semakin dekat mengarah ke Bumi pada tahun 2060 meski hingga kini status kebahayaanya masih dikaji.
Dalam simulasi, sebuah pesawat ruang angkasa diluncurkan oleh tim peneliti 28 Oktober 2035, yang memungkinkannya untuk melakukan perjalanan ke Bennu sebelum terlalu dekat dengan Bumi. Pesawat tersebut akan berfungsi sebagai angkutan untuk menempelkan kawat penambat pada kedua objek.
"Hasilnya menunjukkan bahwa kedua asteroid tersebut mengalami peningkatan deviasi orbit yang cukup signifikan meski tidak drastis untuk mencapai orbit aman dari bumi dalam uji coba pengalihan tertambat tersebut," pungkas para penelitian University of Central Florida. (M-4)
Kapsul yang membawa sampel tersebut memasuki atmosfer sebelum pukul 02.30 waktu Jepang, menciptakan bola api seperti bintang jatuh saat memasuki atmosfer Bumi.
Kapsul pembawa sampel asteroid Ryugu jatuh di wilayah Australia pada Minggu waktu setempat. Kemudian, kapsul dari pesawat luar angkasa Hayabusa2 itu diterbangkan ke Jepang.
Roket Atlas V yang bertanggung jawab untuk mendorong pesawat itu dijadwalkan lepas landas pada Sabtu (16/10) pukul 05.34 waktu setempat dari Cape Canaveral.
Pesawat DART dijadwalkan dikirimkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 23 November pukul 22.20 waktu setempat dari Pangkalan Udara Vandenberg, California.
Sebuah asteroid besar, yang ukurannya sebanding dengan gedung tertinggi di Bumi, sedang menuju planet ini pada pertengahan Desember, seperti yang dicatat oleh pelacak asteroid NASA.
Para Ilmuan di NASA tidak sabar menganalisis sampel asteroid Bennu yang diperkirakan sampai ke Bumi pada september.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved