Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Peneliti Gunakan Sisa Bom Nuklir untuk Tentukan Usia Hiu Paus

Abdillah Marzuqi
09/4/2020 05:19
Peneliti Gunakan Sisa Bom Nuklir untuk Tentukan Usia Hiu Paus
Hius Paus yang pernah terdampar di Pantai Teluk Betung, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Oktober 2019,(Antara/Muhammad Arif Pribadi)

DENGAN panjang mencapai hampir 18 meter, hiu paus menjadi ikan terbesar dan terpanjang di lautan. Sayangnya, masih sedikit pengetahuan tentang spesies yang terancam punah itu. Selain status terancam punah, struktur tubuh unik hiu paus juga membuat peneliti kesulitan mempelajarinya.

Bahkan, peneliti kelautan masih kesulitan untuk menentukan usia hiu paus. Padahal, hal itu sangat penting untuk konservasi.

Baru-baru ini, peneliti berhasil mengonfirmasi usia dari sampel karbon pada ruas tulang belakang dua hiu paus. Sampel itu diperoleh dari sisa uji coba bom nuklir selama Perang Dingin.

Sebelumnya, para ilmuwan berusaha mengungkap usia hiu paus dengan metode yang mirip dengan penentuan usia pohon, yakni dengan mengiris tulang belakang. Sayangnya, peneliti tidak pernah memutuskan rentang waktu pembentukan lingkaran. Apakah sekali atau malah dua kali dalam setahun, sehingga peneliti kesulitan menentukan masa hidup hiu paus.

Peneliti senior dari Australian Institute of Marine Science, Mark Meekan, bersama tim menyelesaikan debat lingkaran pertumbuhan itu dengan menggunakan karbon sisa dari tes bom.

Karbon-14 adalah isotop radioaktif alami yang sering digunakan arkeolog untuk mengabadikan fosil dan artefak suatu benda. Karbon-14 memiliki laju peluruhan yang konstan. Pasca era pengujian senjata nuklir pada 1960-an, tingkat karbon-14 meningkat. Karbon itu memenuhi atmosfer dan lautan, berakhir di ruas tulang beberapa ikan terbesar di dunia.

Meekan meneliti tulang belakang sampel dari hiu sepanjang 9,7 meter yang terdampar di Pakistan pada 2012 dan hiu kecil yang ditemukan di Taiwan pada 2005.

Hasil ekstraksi sampel tersebut lalu dibandingkan dengan karbon-14 dari materi lain yang telah diketahui umurnya. Hasilnya, diketahui dua hiu paus berusia 50 dan 35 tahun.

Hal itu memutus rantai perdebatan tentang lingkaran pertumbuhan hiu paus. Berdasarkan penanggalan radiokarbon, lingkaran pertumbuhan hiu paus terbentuk setahun sekali.

"Sekarang kita tahu lingkaran pertumbuhan terbentuk sekali setahun. Kita tahu hiu paus tumbuh lambat,"ujar Meekan sebagaimana dilansir CNN.

Menurutnya, pertumbuhan lambat itu semakin mengkhawatirkan keberadaan populasi hiu paus yang kini berstatus status terancam. Sekaligus menjadi tantangan konservasi spesies unik itu. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya