Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Belajar Zero Waste Media Group

Galih Agus Saputra
19/1/2020 03:30
Belajar Zero Waste Media Group
Ilustrasi(MI/Tiyok)

HI sobat Medi, tahukah kamu kalau saat ini, Media Group punya program menarik bernama zero waste? Program yang sudah berjalan sejak Agustus 2019 ini merupakan sistem pengolahan sampah atau waste management. Menurut ketua Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Media Group Ronggo Sulistyo, sistem ini guna mengolah empat jenis sampah, yaitu organik, anorganik, B3, dan minyak jelantah.

“Semua itu tidak dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, tetapi diolah kembali menjadi material alternatif,” tuturnya kepada Medi, Selasa (14/1).

Sampah organik, kata Kak Ronggo, berasal dari sisa makanan, dedaunan, hingga buah, diolah menjadi pakan belatung (maggot) yang dibudidayakan di kawasan Depok, Jawa Barat.

Sementara itu, sampah anorganik memiliki dua sifat, yaitu residu dan nonresidu. Sampah ini bisa diolah menjadi energi alternatif, sebagian disetor ke bank sampah untuk dikelola dinas lingkungan hidup.

Namun, apa sih sampah anorganik residu dan nonresidu? Menurut Kak Ronggo, sampah anorganik residu ialah plastik yang terkontaminasi, seperti bungkus makanan atau minum­an, sedangkan nonresidu, seperti plastik botol minum­an air mineral, kertas, atau kardus bekas.

“Di bank sampah, yang nonresidu itu oleh mereka selanjutnya biasa diolah menjadi bahan benang,” imbuhnya.

Sementara itu, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), Media Group bekerja sama dengan pihak yang telah diresmikan Dinas Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta. Limbah ini cukup berbahaya lo sobat Medi, jadi pengolahannya tidak boleh sembarangan karena berpotensi mengontaminasi tanah, air, termasuk laut.

Kata Kak Ronggo, limbah B3 itu berupa tiner, tinta, atau cat di percetakan. Ada juga lampu, baterai, aki, dan bekas kemasan bahan kimia. Terakhir, khusus minyak sisa penggorengan alias minyak jelantah, diolah menjadi biosolar atau B100.

“Daripada minyaknya dibuang ke got, lebih baik kita olah dan kita siapkan penampungannya di sini. Masalah lingkungan dewasa ini sangat mendesak sekali dan tentunya kita tidak ingin 10 atau 20 tahun ke depan ikut menyumbang sesuatu yang tidak baik untuk lingkungan. Dari perusahan, harapan kita ialah menjadi indikator atau lokomotif bagi beberapa media, yang mana dalam hal ini untuk penerapan waste management,” kata Kak Ronggo.

Nah, sobat Medi, kata Kak Ronggo, Media Group tengah berlangsung kompetisi vlog untuk anak 8-13 tahun dengan tema Zero waste generation, yang akan ditutup hari ini. Puncaknya, karya terbaik dari Medi akan mendapatkan hadiah uang dan bisa bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Sudah kirim vlog belum sobat? (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya