Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Inovasi Lingkungan Ramah Iklim 2020

Galih Agus Saputra
04/1/2020 14:45
Inovasi Lingkungan Ramah Iklim 2020
Jet listrik(rolls-royce)

SEDERET bencana alam yang terjadi pada 2019 hingga awal tahun ini, disebutkan beberapa ahli sebagai fenomena yang terkait dengan krisis iklim (climate crisis) atau kerap disebut juga kedaruratan iklim (climate emergency). Kondisi ini merupakan tingkat yang lebih gawat dari perubahan iklim (climate change).

Sementara itu, perubahan iklim merupakan peningkatan temperatur, curah hujan dan pola angin dalam waktu yang lama, krisis iklim berwujud pada cuaca yang ekstrem.

Jika menyalahkan penyebab krisis iklim pada perubahan iklim maupun pemanasan global, Anda belumlah memiliki pemahaman yang baik karena penyebab bencana-bencana ini tidak lain perilaku manusia sendiri.

"Krisis iklim sangat erat kaitannya dengan konsumsi berlebihan yang ada pada gaya hidup mewah," ungkap Thomas Newsome, peneliti dari Universitas Sydney, Australia, seperti dilansir The Guardian. Newsome juga salah satu penulis laporan krisis iklim berjudul World Scientists' Warning of Climate Emergency yang dimuat di jurnal BioScience, November 2019.

Para ilmuwan pun mendorong agar penyelamatan Bumi tidak hanya bergantung pada kesepakatan global, yang memang lebih sering mandek. Setiap orang diminta untuk beralih ke gaya hidup ramah lingkungan, termasuk dengan mendukung dan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan yang sudah ada.

Berikut ini inovasi-inovasi ramah iklim yang patut semakin didukung di 2020.

Jet listrik

Perusahaan multinasional di bidang teknik dan otomotif, Rolls-Royce (RR), baru-baru ini memamerkan armada baru yang disebutkan cocok bagi aktivis lingkungan muda, Greta Thunberg. Keyakinan RR itu karena inovasi yang berupa pesawat jet yang diklaim nol emisi.

Dijadwalkan terbang pada 2020, pesawat dengan nama proyek Accelerating
the Electrifi cation of Flight (Accel) memiliki tiga motor listrik aksial berdaya 500 tenaga kuda. Pesawat tanpa gas buang ini dikatakan memiliki tingkat efi siensi energi 90% lebih besar ketimbang pesawat konvensional.

Berbagai studi menyebut sektor penerbangan dewasa ini menyumbang lebih dari 2% emisi gas rumah kaca dan terus bertambah seturut dengan jumlah penumpang yang terus meningkat.

Karena itu pula Thunberg yang telah dinobatkan sebagai Person of the Year 2019 oleh majalah Time, menolak bepergian dengan pesawat. Seperti ketika datang ke COP-25 di Madrid, Spanyol, ia rela melintasi Samudra Atlantik dengan kapal.

Jalanan pengisi baterai

Tahun ini, Swedia membuka jalan yang mengisi daya mobil listrik saat Anda mengendarainya. Pada jalan itu tertanam rel listrik yang dapat mengisi baterai mobil listrik yang melewatinya.

Pengisian sambil berjalan itu dimungkinkan karena mobil-mobil listrik di sana memiliki perangkat seperti lengan besi yang dapat diturunkan ke jalan untuk menarik muatan listrik. Namun, tidak ada listrik di permukaan jalan sehingga aman untuk berjalan.

Di Indonesia, penelitian sejenis juga sudah dilakukan bahkan oleh pelajar. Contohnya ialah inovasi jalan beton pengolah energi panas menjadi energi listrik yang dibuat Alexander di Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI 2019. Semoga saja teknologi terapannya akan segera hadir di jalan-jalan Tanah Air.

Ecopaving

Pemuda asal Bogor yang juga lulusan Fakultas Perikanan Universitas Padjadjaran, Bandung, membuat inovasi paving block dari limbah plastik. Inovasi yang dinamakan Ecopaving ini mengantarkannya menjadi juara II ajang sociopreneurship nasional dari sebuah brand kopi terkenal.

Berbagai inovasi sejenis, yakni pemanfaatan plastik ataupun limbah B3 sebagai bahan infrastruktur juga sudah ada di dalam negeri, termasuk beton dari limbah B3.

Sementara itu, di negara tetangga Filipina, mahasiswa teknik sipil dari Universitas Filipina menemukan alternatif untuk beton biasa yang terbuat dari bahan daur ulang, seperti flyash dan limbah kaca dikombinasikan dengan jenis batu umum yang ditemukan di sekitar kampus universitas. Eco beton bisa menggantikan kerikil dan semen sebagai bahan bangunan.

Pembersih air oleh matahari

Sebuah bahan baru yang bekerja dengan cara yang sama seperti magnet menarik logam, dapat menihilkan hampir semua bakteri penyebab penyakit dalam air, menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Chem pada Februari.

Mereka menggunakan sinar matahari dan fotokatalis untuk membersihkan air telah dilakukan sebelumnya, tetapi inovasi baru ini berarti bahwa tidak ada polutan yang tertinggal yang teknik sebelumnya gagal dihilangkan.

Di Indonesia, penyuling air laut dengan menggunakan cahaya matahari juga sudah dibuat secara sederhana oleh Eka, seorang remaja Lembata, Nusa Tenggara Timur. Dengan perangkat sederhana ini ia bisa membantu warga desanya untuk air mandi dan mencuci pakaian.

Plastik organik

Plastik organik baik sebagai kantong belanja, pembungkus, maupun alat makan mestinya jadi 'bawaan' wajib untuk kaum urban saat ini. Bagaimana tidak, sampah plastik sudah jadi masalah gawat di Indonesia dan benar-benar butuh perubahan gaya hidup untuk mengatasinya.

Di Indonesia, plastik berbahan singkong sebenarnya sudah sangat lama diteliti. Salah satu perusahaan yang sudah memproduksi ini ialah Avani Eco. Perusahaan ini telah berdiri sejak 2014. Berbagai produk sekali pakai ramah lingkungan juga ditawarkan perusahaan ini, misalnya, ponco, sedotan, kantong belanja, kemasan makanan, hingga alat makan.

Tidak hanya itu, ada pula brand Evoware yang merupakan produk alat makan dan kantong kopi yang dibuat dari rumput laut. Pembuatnya ialah startup asal Indonesia. Sayang, produknya belum massal karena masih dibuat manual.

Panas yang bisa digunakan lagi

Para peneliti dari Universitas Hong Kong menemukan cara untuk menggunakan kembali limbah panas tingkat rendah, seperti yang dihasilkan oven, komputer, dan knalpot AC dapat diubah menjadi listrik.  Dengan mengembangkan sel daur ulang energi murah yang dapat ditekuk dan ditumpuk.

Bunga palsu

Ximin He dan rekan-rekannya di University of California, Amerika Serikat, menciptakan bunga matahari buatan yang dikenal sebagai Sunbots, yang meniru perilaku bunga itu dalam memanen energi matahari.

Berdiameter kurang dari satu milimeter, bunga ini menggunakan bahan yang mengembang dan berkontraksi dengan panas untuk membengkok ke arah sinar matahari. Perangkat tersebut dapat meningkatkan efisiensi tenaga surya.

Mobil dari limbah kopi

Perusahaan mobil Amerika, Ford, bekerja sama dengan rantai makanan cepat saji McDonald's untuk mengubah limbah kopi menjadi bagian-bagian mobil. Selain mengalihkan limbah makanan dari TPA, bagian-bagian mobil bioengineered akan lebih ringan dan menggunakan lebih sedikit minyak bumi.

Protein dari ganggang

Protein baru yang dibuat dengan mikroalga, yang hanya membutuhkan 0,02 hektare lahan untuk diolah, dapat digunakan dalam apa saja, dari suplemen makanan dan minyak goreng hingga biofuel.

Inovasi ini dibuat oleh perusahaan makanan laut nabati, Sophie's Kitchen, yang berhasil memenangi The Liveability Challenge 2019, sebuah pencarian global membangun ide untuk membuat kota-kota di Asia Tenggara lebih nyaman dan tangguh.

Pemilah sampah cerdas

Shanghai, Tiongkok, memberlakukan peraturan baru untuk pengelolaan limbah tahun ini, dengan denda yang tinggi bagi warga yang tidak memilah sampah dengan baik.

Untuk membantu orang menyortir sampah mereka, pengecer online JD.com membuat aplikasi yang mengidentifi kasi empat kategori limbah, yaitu basah, kering, berbahaya, atau dapat didaur ulang.

Yang perlu dilakukan konsumen ialah mengirimkan foto sampah mereka ke JD.com dan kecerdasan buatan akan mengategorikannya untuk mereka. Saingan JD.com, Alibaba dan Tencent juga meluncurkan program pemilahan sampah tahun ini. (Gas/Try/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya