Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GURU Besar IPB dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan), Prof Dr Hadi S Alikodra mendorong agar materi Ecologycal Philosophy atau Ekosofi menjadi mata pelajaran wajib sejak PAUD.
Filsafat ekologi adalah konsep di bawah filsafat sains, yang merupakan subbidang filsafat. Perhatian utamanya berpusat pada praktik dan penerapan ekologi, masalah moral, dan titik potong antara posisi manusia dan entitas lainnya
Dalam bukunya yang berjudul Era Baru Konservasi, Prof Alikodra menerangkan ecologycal philosophy merupakan filosofi keseimbangan yang bijak berlandaskan kesatuan utuh tiga dimensi, yaitu intelektual, spiritual, dan emosional. Dengan cara ini, diyakini manusia bisa hidup harmonis berdampingan dengan alam dan jauh dari bencana.
“Grand strategi agama diturunkan menjadi etika ekosofi sebagai gerakan menyelamatkaan bumi beserta isinya. Saya berharap Ekosofi ini menjadi mata ajaran wajib di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi," kata Alikodra dalam webinar alks Series ke-11, belum lama ini.
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria menyampaikan beberapa hal yang menarik terkait Ekosofi. Ia menyebutkan, agama-agama di dunia sudah Berbicara tentang ekologi, sebuah kerangka etik interaksi dengan alam. Masalahnya, selama ini adalah eksistensi kita selalu berada pada dua hal.
"Yaitu hubungan manusia dengan manusia (hablum minanas) dan hubungan manusia dengan Allah (hablum minAllah) Kita melupakan hubungan manusia dengan alam (hablum minal alam) Hubungan dengan alam ini jarang kita ungkap. Oleh karena itu relasi dominasi manusia atas alam, berujung kerusakan alam, ”ucapnya.
Karena itu, Arif memandang penting buku Era Baru Konservasi karya Prof Alikodra tersebut, agar bisa dibumikan dalam kehidupan nyata. Dalam pengelolaan sumberdaya alam, Prof Arif menyebutkan ada tiga pilar yang harus digunakan. Yaitu pilar normatif, pandangan tentang dunia atau pandangan dunia dan kognitif atau pilar ilmu.
“Dalam pilar normatif ini siapa yang mengisi. Yakni siapa yang dominan maka akan berdampak pada pilar regulatif, wujud dari pandangan dunia. Apabila Ekosofi ini sudah menjadi pandangan dunia atau paradigma, maka kebijakan-kebijakan akan diisi oleh kebijakan lingkungan dan yang ke tiga adalah pilar kognitif atau pilar ilmu. Sehingga diperlukan reideologi atas alam. Etika tidak hanya berlaku untuk manusia tapi juga etika yang tepat untuk alam, ”tambahnya
Arif mengingatkan, semua agama harus terlibat dalam upaya meningkatkan nilai-nilai dasar kerangka etik. Perlu kerja bersama agar khutbah pemuka agama bisa bicara tentang perubahan iklim dan hubungannya dengan manusia. Selain itu juga diperlukan reorientasi kebijakan, kebijakan-kebijakan yang menghijaukan serta ilmu-ilmu tentang sains.
Sementara, Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup, Wiratno, dalam tanggapannya menyampaikan buku ini mencakup hampir semua aspek analisis. Dimulai dari satwa liar, pembangunan berkelanjutan, konflik pembangunan, sumberdaya alam, etika dan moral lingkungan, Ekosofi, kehidupan berkelanjutan dan sebagainya.
Turut serta memberikan tanggapan terhadap buku Era Baru Konservasi adalah Sarwono Kusumaadmadja (Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim Indonesia), Aca Sugandi (Anggota Dewan Pertimbangan Kalpataru), Dr Nyoto Santoso (Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, IPB University). (H-2)
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
PESAN keberlanjutan sumber daya alam termasuk pulau kecil bukan tiba tiba hadir ke dalam menu pembangunan kita.
Aktivis lingkungan dan pendorong perubahan asal India, Sahil Jha, melanjutkan perjalanan bersepeda ke Jakarta dan Bogor.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
ASOSIASI Pengusaha Pengelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Aspel B3) Indonesia melantik pengurus baru di Batam, Kepulauan Riau.
Meski sebagian universitas mengadopsi kebijakan sustainability, banyak yang belum memiliki implementasi secara sistematis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved